LEMBAGA kemanusiaan Save the Children melaporkan, sebanyak 5,2 juta bocah terancam kelaparan di Yaman, akibat perang saudara berkepanjangan. "Jutaan anak tidak tahu apakah makanan berikutnya akan tersedia," kata Direktur Save the Children Helle Thorming Schmidt. "Di sebuah rumah sakit yang saya kunjungi di Yaman Utara, bayi-bayi terlalu lemah untuk menangis, tubuh mereka letih akibat kelaparan." "Perang ini berisiko membunuh satu generasi anak-anak. Mereka menghadapi beragam ancaman, mulai dari bom, kelaparan, hingga penyakit yang sebenarnya bisa dicegah seperti kolera," tambahnya. (BBC, 19/9/2018) Sepanjang 2018 saja, Save the Children mengaku telah menangani 400 ribu anak balita yang menderita kekurangan gizi. Lembaga ini memperingatkan bahwa lebih dari 36 ribu anak bakal meninggal sebelum tahun ini berakhir. Yaman dilanda konflik sejak awal 2015 ketika pemberontak Houthi merebut kendali bagian barat negara itu dan memaksa Presiden Abduh Mansour Hadi mengungsi ke luar negeri. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan tujuh negara lainnya kemudian sepakat melakukan intervensi untuk mengembalikan kekuasaan Pemerintah Yaman yang sah karena menilai Iran berada di balik pemberontak Houthi. Pertempuran ini mengakibatkan gaji pegawai negeri dan guru tak dibayar, ada yang hingga dua tahun. Sedang yang menerima gaji pun harus menghadapi kenyataan harga pangan melonjak 68% dibanding dengan sebelum perang. Nilai mata uang Yaman juga merosot 180%. Berdasar pada data PBB, hampir 10 ribu orang tewas terbunuh dalam konflik di Yaman, dua per tiganya warga sipil. Selain itu, 55 ribu lainnya luka akibat pertempuran. Sementara Deutchs Welle melaporkan, risiko kelaparan lebih lima juta anak di Yaman itu terjadi akibat serangan koalisi Arab Saudi terhadap pelabuhan utama Hodeida masih berlanjut. Menurut Save the Children, serangan itu mengganggu pasokan bantuan kemanusiaan, yang bisa memicu bencana kelaparan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. "Bahkan gangguan kecil terhadap makanan, bahan bakar, dan pasokan bantuan melalui pelabuhan vitalnya bisa berarti kematian bagi ratusan ribu anak yang kekurangan gizi, tidak memperoleh makanan yang mereka butuhkan untuk tetap hidup," kata petugas Save the Children, Tamer Kirolos. Sejak agresi ke Yaman, koalisi Arab Saudi memblokade Pelabuhan Hodeida. Saudi mengklaim hal itu dilakukan untuk mencegah pengiriman senjata Iran ke Houthi. Meski, Iran menyangkal memasok senjata Houthi.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar