PEMERINTAH bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memacu percepatan pengembangan pariwisata sebagai andalan penerimaan devisa untuk mengatasi current account deficit (CAD). Pada kuartal II 2018 CAD mencapai 8 miliar dolar AS atau 3% dari PDB, naik dari 5,7 miliar dolar AS atau 2,1% pada kuartal I. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan pemerintah menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019, dengan penerimaan sebesar 17,6 miliar dolar AS. Angka tersebut naik dari 14 miliar dolar AS tahun sebelumnya. Target jangka panjang, pada 2025 sebanyak 25 juta wisatawan mancanegara dengan penerimaan 28 miliar dolar AS. Deputi Senior Gubernur BI Mirza Adityaswara menambahkan percepatan pengembangan pariwisata itu juga sebagai stabilisasi nilai tukar rupiah yang hingga saat ini masih terdepresiasi terhadap dolar AS. Kamis (30/8) posisi rupiah pada Rp14.600 per dolar AS,atau melemah 7,04% secara year yo date (ytd). Menurut Mirza, pariwisata bisa menjadi salah satu cara stabilisasi nilai tukar selain peningkatan ekspor. Sebab untuk menstabilkan nilai tukar saat ini, pemerintah perlu menambah devisa negara dalam waktu singkat. "Yang penting kalau mau kurs stabil, harus menambah devisa. Kalau mau menambah devisa masuk, bisa dengan meningkatkan ekspor dan pariwisata," ujar Mirza. (Kompas.com, 30/8) Dia juga menekankan posisi rupiah yang melemah terhadap dolar AS masih lebih baik jika dibanding dengan nilai tukar negara-negara lain. Mata uang Swedia, krona, melemah terhadap dolar AS sepanjang 2018 ini sebesar 10%. Dolar Australia juga terdepresiasi 7% terhadap dolar AS. Sejauh Indonesia mengelola perekonomian dengan hati-hati, tegasnya, pelemahan rupiah tidak akan seekstrem Argentina atau Turki yang terdepresiasi hingga 40% (ytd). Untuk mendorong percepatan tersebut, pemerintah menyalurkan dana alokasi khusus untuk daerah-daerah yang memiliki potensi wisata sebesar Rp213,2 miliar. Dana ini untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan masyarakat lokal selaku pengusaha di bidang pariwisata. Selain itu, menurut Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, juga akan dialokasikan untuk dana dukungan operasional rutin tourist information center. Sedang untuk pembangunan fisik, pemerintah mengalokasikan dana Rp1 triliun di tahun 2019. Pembangunan infrastruktur pariwisata diprioritaskan. Jadi, upaya mengatasi CAD sekaligus mempercepat peran pariwisata sebagai andalan meraih devisa.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Senin, 03 September 2018
Arsip
-
▼
2018
(348)
-
▼
September
(30)
- Amazon Membuka 3.000 Gerai Ritel tanpa Kasir!
- Kampanye, Menjinakkan Medsos!
- 5,2 Juta Bocah Kelaparan di Yaman!
- Soal Guru Honorer Lewat Usia PNS!
- Konverter BBG buat Nelayan Kecil!
- Bank Dunia, Ketahanan RI Meningkat!
- Asia Sentinel pun Meminta Maaf!
- Risma Menjadi Presiden Wali Kota Se-Asia-Pasifik!
- Soal Ambisiusnya Target 35 Ribu Mw!
- Defisit Mengecil, AS-RRT kian Seru!
- Asia Sentinel Fitnah Rezim SBY! (2)
- Asia Sentinel Fitnah Rezim SBY! (1)
- Mimpi Buruk KPU Politik itu Bersih!
- 100-an Anak Cacat Rubella di Riau!
- Lima Karakter Anak Ditanamkan Sekolah!
- Indonesia, Risiko Krisis Paling Kecil!
- Indonesia, Risiko Krisis Paling Kecil!
- Disoal, Kesejahteraan Warga Desa!
- Tiongkok Kembali Surplus dari AS!
- Desa, Mendahului di Masa Depan!
- Variasi Langkah Amankan Rupiah!
- Harvard Ciptakan AI Memprediksi Gempa!
- Fakta, Beda Ekonomi 2018-1998!
- Deflasi di Balik Pelemahan Rupiah!
- Ekonomi India Bisa Tumbuh 8,2%!
- Sukses Asian Games, ke Olimpiade!
- Pasar Narkoba Omzet Rp72 Triliun!
- Pariwisata Andalan Mengatasi CAD!
- Campak Serang Dunia, Eropa Pegang Rekornya!
- Pertamina dan Kemandirian Energi!
-
▼
September
(30)
Pembaca Budiman
Tanggapan
Tautan
Tegur Sapa
Grid Focus by Derek Punsalan 5thirtyone.com. Converted by Blogger Buster Modified by Deemonk