DI balik pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang Senin (3/9) menyentuh Rp14.800 per dolar AS, ternyata biaya hidup rakyat justru turun dengan terjadinya deflasi 0,05% pada Agustus 2018 (mtm) sesuai dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dirilis Bank Indonesia (BI), Senin (3/9/2018). Angka itu turun dari bulan Juli yang mengalami inflasi 0,28% (mtm). "Deflasi yang terjadi di tengah periode Iduladha tersebut juga berbeda bila dibanding dengan rata-rata historis periode Iduladha dalam empat tahun terakhir yang mencatat inflasi 0,19% (mtm)," tulis BI dalam pernyataan resmi, Senin. (Kompas.com, 3/9/2018) Deflasi pada Agustus ini terutama bersumber dari deflasi kelompok harga pangan bergejolak atau volatile food dan harga yang diatur pemerintah atau administered prices, disertai melambatnya inflasi inti. Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara kumulatif sampai dengan Agustus 2018 tercatat 2,13% (ytd) dan secara tahunan 3,2% (yoy), masih berada dalam kisaran sasaran inflasi. Kelompok volatile food mencatat deflasi seiring koreksi harga beberapa komoditas pangan. Kelompok volatile food mengalami deflasi 1,24% (mtm), lebih rendah dibanding dengan bulan lalu yang mencatat inflasi 0,9% (mtm). Kelompok administered prices kembali mengalami deflasi 0,06% (mtm) dari bulan sebelumnya deflasi 0,68% (mtm), terutama karena koreksi tarif angkutan udara. Dengan deflasi itu bisa disebutkan beban hidup rakyat menjadi sedikit lebih ringan dan juga bisa berarti bahwa gejolak pelemahan rupiah terhadap dolar AS belum berpengaruh langsung pada ekonomi rakyat. Terjadinya inflasi itu tentu tidak terlepas dari kerja keras BI dan pemerintah bersama tim pengendali inflasi di semua kabupaten/kota di Tanah Air. Juga cepat tanggapnya pihak-pihak terkait, seperti Bulog yang baru ada gejala harga beras sedikit bergerak di Jakarta awal bulan ini, Kabulog Budi Waseso langsung meluncurkan kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) alias Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah (OP-CBP) di seluruh Indonesia. OP ini diiringi percepatan penyaluran beras rastra dan penjualan komoditas komersial Bulog. Kekuatan ekonomi Indonesia menghadapi krisis perang dagang global, deflasi sebagai salah satu cerminannya, dinilai positif oleh lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings yang Minggu (2/9) meningkatkan peringkat Indonesia menjadi BBB/Outlook stabil. Banyak hal positif yang membuat optimisme untuk bangkit dari pelemahan rupiah.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar