JAUHKAN atas kamu fitnah orang-orang keji di antara kamu, ketahuilah siksa Tuhan amat pedih. Demikian pesan guru mengaji yang selalu terngiang di hati. Fitnah yang mana? Fitnah yang berseliweran dalam hidup kita. Salah satunya, menjelang Ramadan ini fitnah kepada para petugas di TPS serta penyelenggara Pemilu 2019 yang dituduh melakukan kecurangan secara sistematis, terstruktur, dan masif. Bagi yang mengamati proses para pekerja di TPS, baik itu petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), para saksi dari parpol, dan panwaslu, mereka telah bekerja tulus, sungguh-sungguh, dan jujur. Setiap kertas suara dibuka, dilihat, dan diterawang petugas KPPS dan para saksi serta panwas, ditonton warga pemilih setempat. Untuk semua itu, kecuali akibat kealpaan sebagai sifat asasi manusia, bisa dipastikan tidak ada kecurangan. Apalagi yang sifatnya sistematis, terstruktur, dan masif, sungguh jauh panggang dari api. Karena itu, mereka pekerja pemilu kali ini dengan beban tugas lima kali lipat dari biasanya amat kecewa dengan fitnah mereka curang. Dalam kelelahan oleh beban tugas lima kali lipat itu, bukannya rasa puas oleh penghargaan atas jerih payah mereka yang dituai, tapi malah fitnah keji. Ratusan petugas KPPS tak sanggup menerima kenyataan difitnah keji sehingga meninggal dunia. Ribuan orang lainnya menderita sakit. Hal serupa dialami banyak petugas pengawas pemilu dan aparat kepolisian. Kesungguhan kerja yang sama dilakukan para petugas panitia pemilihan kecamatan (PPK). Mereka bekerja bersama para saksi dari parpol dan panwas. Sehingga, dapat dipastikan, mereka tidak mudah melakukan kecurangan. Seorang anggota PPK membuat catatan yang dipetik FB Ketua KPU Bandar Lampung: Proses rekapitulasi/pleno di kecamatan adalah tahapan selanjutnya setelah diawali proses pemilihan serta perhitungan di TPS, semua dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan jujur karena semua saksi parpol dan panwas hadir. Kerja kami sangat melelahkan, sampai ada teman kami yang sakit bahkan meninggal dunia. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami dalam proses demokrasi di negara ini. Kalau ada yang bilang curang, sama saja kalian tidak menghargai pengorbanan kami. Bagaimana mau curang, mulai dari perhitungan sampai input data di sistem PPK diawasi satu per satu oleh para saksi Parpol. Hasil jerih payah mereka inilah yang akan dijadikan keputusan resmi KPU. Maka itu, di bulan Ramadan ini mari kita bersihkan hati dari fitnah keji itu.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar