Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

April Kemarau Berawal Juli-September Puncak!

Artikel Halaman 8, Lampung PO SD t Minggu 05-04-2020
April Kemarau Berawal
Juli-September Puncak!
H. Bambang Eka Wijaya

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sekitar 17% dari Zona Musim (ZOM) di Indonesia awal musim kemarau tiba April ini. Itu sebagian kecil dari wilayah Nisa Tenggara, Bali dan Jawa. Indonesia terbagi atas 342 ZOM.
Menurut Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto, menyusul bulan Mei 38,3% ZOM lagi memasuki musim kemarau, yakni sebagian Bali, Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Sisanya, 27,5% ZOM akan memasuki musim kemarau pada bulan Juni, wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Puncak musim kemarau 2020 ini diprediksi akan terjadi pada Juli-September dengan wilayah ZOM yang berbeda-beda.
Wilayah Pulau Sumatera memasuki puncak kemarau Juli hingga Agustus. Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Agustus. Kalimantan Aguatus. Sulawesi, Maluku dan Papua Agustus hingga September.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilisnya menyatakan, perubahan iklim mengakibatkan curah hujan ekstrem dan memarau menjadi bencana hidrometeorologis di Indonesia. Curah hujan ekstrem yang menjadi pemicu banjir di beberapa wilayah Indonesia pada awal tahun ini merupakan bencana terkait cuaca dan iklim.
"Bencana hidrometeorologis seperti kekeringan yang kita alami tahun lalu berdampak pada (langkanya) persediaan air bersih serta kebakaran hutan dan lahan," ujar Dwi. (Kompas.com, 27/3/2020)
Peristiwa-peristiwa tersebut, menurut Dwi, berdampak luas dan akan meningkat berdasarkan proyeksi perubahan iklim di masa mendatang. Karena itu, BMKG memandang perlu mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim untuk kessjahteraan  masyarakat," tegasnya.
Untuk itu, BMKG mengajak masyarakat agar dapat berpartisipasi aktif dalam melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan ketahanan air. Yakni, dengan melakukan beberapa hal sederhana yang sepele, tetapi bisa mengurangi emisi gas rumah kaca.
Hal-hal sederhana untuk memitigasi dan adaptasi mengurangi emisi gas rumah kaca adalah: (1). Membatasi penggunaan kendaraan bermotor. (2). Mulai beralih ke sarana transportasi umum. (3). Menghemat penggunaaan listrik dan air. (4). Mengurangi penggunaan sampah plastik. (5). Menanam pohon di lingkungan sekitar.
Benerapa hal itu akan membawa pengaruh besar dalam upaya mencegah dampak buruk dari perubahan iklim. Jika hal-hal sederhana itu dilakukan serentak oleh umat manusia di bumi, upaya global mengurangi pemanasan global diyakini bisa berhasil. ***


0 komentar: