Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ke Mana 'Bola Liar' Century Bergulir?


"PADA akhir masa tugas Panitia Khusus (Pansus) DPR untuk skandal Bank Century, situasinya mirip kemelut bola liar di kotak penalti! Tak ada pemain yang bisa mengontrol bola sepenuhnya!" ujar Umar. "Suasana tegang. Kelompok penyerang berusaha menggocek bola masuk gawang, sedang kelompok bertahan berusaha menyapu bola keluar kotak penalti! Ke mana 'bola liar' Century akan bergulir?"

"Arah bergulir 'bola liar' itu ditentukan beberapa hal. Pertama, tekanan penonton--opini publik! Sejauh ini, tekanan opini publik sudah membuat Fraksi Partai Demokrat (FPD) dan FPKB di Pansus menyatakan ada masalah dalam bailout Bank Century--menyebut kesalahan pada manajemen Bank Century!" timpal Amir. "Tekanan opini publik pula yang membuat bola jadi liar di mulut gawang dan FPD dan FPKB menjadi pihak yang defensif!"

"Faktor kedua mungkin penjaga gawang--kiper, pertahanan terakhir di mulut gawang! Pemain ini selalu berusaha meninju bola liar keluar dari kotak penalti, tapi bola tetap berputar di area berbahaya itu!" tebak Umar. "Sang kiper tentu terus berusaha merebut dan menguasai bola sampai benar-benar aman di pelukannya!"



"Tepat! Siapa kipernya lihat sendiri di lapangan, tokoh di posisi penjaga gawang!" sambut Amir. "Dan kiper itu sendiri terkait dengan faktor ketiga, barisan pertahanan! Sayang, akibat sorakan penonton tendangan pemain bertahan melintir hingga berputar di kotak penalti--mengakui memang ada masalah dalam bailout Bank Century! Terakhir, faktor keempat, para pemain penyerang! Apakah dukungan penuh penonton (opini publik) bisa membuat irama permainan mereka tetap solid dan kompak? Jika bisa, harapan bola bergulir masuk gawang tetap ada!"

"Ah, kau menyenangkan hati penonton saja!" tukas Umar. "Bagaimana kalau kenyataan pada akhirnya irama permainan tim penyerang tak lagi solid dan kompak, sehingga barisan pertahanan bisa mengintersepsi 'bola liar' itu lalu dengan mudah diraih kiper ke pelukannya?"

"Lapangan pertandingannya di Indonesia!" timpal Amir. "Penonton yang kecewa terhadap para pemain yang didukungnya, bisa membuat mereka turun ke lapangan! Kebiasaan itu akan membuat para pemain penyerang akan selalu berusaha keras untuk tidak mengecewakan penonton!"

"Tapi bagaimana kalau--siapa tahu--penyerang tiba-tiba main mata dengan lawan dan malah dengan sengaja mengoper bola ke pelukan kiper?" tukas Umar. "Bahkan siap dengan konsekuensi yang harus diterimanya?"
"Dilihat dari tekad para pemain penyerang yang berulang ditegaskan di televisi, kemungkinan itu kecil sekali!" jawab Amir. "Andai gol gagal dicetak, masalahnya hanya karena bola itu bundar!" n

0 komentar: