“MAYORITAS pendukung yang memberikan suara buat SBY pada pemilihan umum presiden (pilpres) 2009 berasal dari luar Partai Demokrat—PD!” ujar Umar. “Perbandingan hasil suara pilpres dengan pemilihan umum legislatif (pileg) 2009 menjadi petunjuk, dengan pendukung dari luar dua kali lebih besar dari pendukung PD di pileg! Mereka itu, selain massa mengambang, juga dari partai-partai yang berkoalisi dengan PD untuk memenangkan pasangan SBY-Boediono! Alasan umum mayoritas tersebut memilih SBY adalah kesantunannya dalam berpolitik, tidak mentang-mentang atau sok kuasa, serta pada priode pertama berkuasa berhasil memikat rakyat kecil seperti lewat BLT—bantuan langsung tunai!”
“Untuk apa kau bernostalgia begitu?” sela Amir.
“Karena penampilan elite PD terkait Pansus Hak Angket DPR untuk Kasus Bank Century, terkesan kuat membalikkan citra kesantunan SBY itu, selain cenderung mentang-mentang sok kuasa!” tegas Umar. “Hal itu bisa menyakiti hati mayoritas rakyat pemilih SBY dari luar PD, lebih-lebih konstituen partai lain yang memberikan suara ke SBY! Lebih lagi, pernyataan elite PD cenderung menista elite partai-partai yang dibanggakan konstituen tersebut!”
“Di luar kaitannya dengan mayoritas pendukung partai koalisi pemenangan SBY dalam pilpres itu, perasaan rakyat secara umum juga perlu menjadi pertimbangan elite PD!” timpal Amir.
“Khususnya terkait ekspresi—sikap dan gaya—elite PD di dalam dan luar Pansus DPR menghadapi perkembangan penyelidikan Pansus yang justru kian mendekati aspirasi dan harapan rakyat dalam mengungkap kebenaran dalam skandal Bank Century! Yakni, kian jelasnya kronologis dan terus mengerucutnya siapa saja yang harus bertanggung jawab!”
“Ekspresi elite PD di berita televisi yang cenderung menekan dan bernada mengancam partai-partai mitra koalisi dengan reshuffle kabinet—yang bisa ditafsirkan sebagai usaha untuk menghambat pengungkapan lebih jauh skandal Bank Century—bisa menuai antipati rakyat, termasuk pemilih SBY dari konstituen partai-partai mitra koalisi!” tegas Umar. “Apalagi jika ancaman tersebut benar-benar dilakukan, opini publik bisa bergejolak pesat, mungkin jauh lebih dahsyat dari kasus Prita Mulyasari maupun cicak lawan buaya! Artinya, secara sadar elite PD justru menempatkan diri mereka pada posisi antagonis!”
“Meski begitu, jika para wakil partai-partai koalisi di Pansus Hak Angket konsisten mengutamakan kepentingan rakyat untuk bisa mendapatkan kebenaran peristiwa dalam skandal Bank Century, mereka berutang budi pada elite PD yang telah meroketkan mereka menjadi bintang protagonis!” timpal Amir. “Jika hal itu terjadi, wajar rakyat bertanya—lantas PD sebenarnya mewakili siapa?” ***
0 komentar:
Posting Komentar