"DAHSYAT! Kubu penguasa yang percaya diri dengan koalisi berkekuatan lebih 75 persen suara di parlemen, hingga mendukung 100 persen pembentukan Pansus Skandal Bank Century karena yakin akan menang mutlak apa pun opsi propenguasa, ternyata dikalahkan kubu oposisi dengan skor 325 lawan 212!" ujar Umar. "Kenapa itu bisa terjadi, padahal kubu penguasa telah memainkan berbagai intrik, lobi bahkan massa?"
"Keunggulan itu diperoleh siapa yang sepanjang masa kerja Pansus Century lebih berhasil menggalang secara konsisten energi positif yang dialirkan dari nurani rakyat!" jawab Amir. "Bukan berarti kubu penguasa tidak melakukan hal sama! Tapi kurang konsisten, akibat secara bersamaan mengeksploitasi energi negatif dari intrik dan lobi, maupun ekspresi superior di ruang Pansus, seolah semua bisa diatur lewat koalisi! Itu membuat energi negatif malah lebih dominan pada kubu penguasa, hingga menabiri simpati publik ke kubunya, dan menyelubungi kejernihan berpikir mereka sendiri!"
"Kejernihan berpikir seperti apa?" kejar Umar.
"Kejernihan menalari sejarah!" tegas Amir. "Mereka hanya terpaku pada alasan bailout untuk mengatasi dampak krisis global pada ekonomi nasional! Mereka terlupa, kebijakan yang diambil akhir 2008 itu terjadi dalam periode pertama pemerintahan Presiden SBY yang telah dipertanggungjawabkan secara politik dan legal-formal pada akhir masa jabatannya, 2009! Segala bentuk pertanggungjawaban itu telah diterima MPR, malah SBY dipilih kembali oleh rakyat!"
"Berarti, segala kebijakan pemerintahan SBY periode pertama, pertanggungjawabannya telah selesai!" timpal Umar. "Tapi para elite penguasa lupa pada realitas sejarah itu, malah mendukung pembentukan Pansus menggugat ulang kebijakan tersebut--hingga terjadi double jeopardy!"
"Bahkan, selubung energi negatif itu tanpa kecuali membayangi Presiden SBY!" tegas Amir. "Tadi malam pun, pada pidato menyambut usainya proses skandal Century di DPR, ia hanya kembali bicara kronologis konteks krisis global sebagai justifikasi bagi kebijakan itu, tapi juga lupa semua kebijakannya sepanjang masa jabatan priode pertama telah selesai ia pertanggungjawabkan!"
"Begitulah!" sambut Umar. "Selubung energi negatif yang dominan itu terjadi hanya akibat terlalu merasa superior, paling besar, dan semua bisa diatur! Mungkin ekspresi para politisi kubu penguasa yang sedemikian kurang pas bagi rakyat membuat energi positif dari nuraninya dialirkan ke pihak lain, yang terbukti mampu mengalahkan secara terbuka segala bentuk intrik dan lobi!" n
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Jumat, 05 Maret 2010
Nurani Rakyat Mengalahkan Intrik dan Lobi!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar