Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Nurani Rakyat tak Harus Diucapkan!


NENEK gelisah melihat cucunya duduk memble. "Kok tidak nonton bola?" sapa nenek. "Di stadion ada pertandingan besar!"

"Ogah!" jawab cucu. "Pertandingan bola sering rusuh, ricuh, lalu berantem! Bisa benjut!"

"Kau cuma cari-cari alasan, kan?" timpal nenek. "Pasti kau ingin istirahat agar nanti bisa semalam suntuk nonton organ tunggal di simpang!"

"Nonton organ tunggal, di malam hari pula?" sambut cucu. "Apa Nenek tak tahu, di beberapa daerah Lampung polisi melarang mengadakan pertunjukan organ tunggal di malam hari, karena sering rusuh! Kalau siang, mungkin asyik juga!"

"Kau ini laki-laki seperti perempuan, takut pada yang rusuh!" tukas nenek. "Kalau begitu ayo, nonton televisi saja! Ada siaran langsung sidang paripurna DPR memutus skandal Bank Century!"



"Nenek lihat sendiri kemarin! Paripurna DPR juga ricuh!" timpal cucu. "Bukan mendidik rakyat untuk bijaksana, tapi cuma demonstrasi cara-cara licik dan emosional! Dengan perilaku para wakilnya di parlemen seperti itu, rakyat bukan saja tak dapat pelajaran positif, tapi malah contoh buruk!"

"Kalau di lapangan sepak bola berantem, di organ tunggal rusuh, di DPR juga ricuh, lantas kau mau ngumpet di mana?" entak nenek. "Hadapi saja seperti apa pun kenyataan karena memang tak mungkin lagi mengelak dari segala bentuk gejala yang serba tidak nyaman, bahkan memalukan itu! Semua itu cuma seperti onggokan-onggokan sampah di lautan rakyat yang masih jernih! Maka itu, lautan rakyat yang masih jernih itu harus berusaha membuat gelombang untuk mendorong sampah-sampah itu ke luar dari area laut atau menenggelamkannya jadi mata rantai makanan ikan! Kalau tidak begitu, justru onggokan-onggokan itu yang meluas dan mencemari seluruh lautan rakyat!"

"Dengan cara bagaimana?" potong cucu.

"Mengikuti alunan gelombang mendorong usaha-usaha menjernihkan kekeruhan tersebut!" tegas nenek. "Misalnya, dengan mengikuti proses di DPR dengan mencurahkan semangat ke arah mereka yang sungguh-sungguh memperjuangkan nasib rakyat! Semangat yang ramai-ramai dicurahkan seluruh rakyat itu akan seksama mendorong gelombang yang memperjuangkan nasib rakyat!"

"Tapi semua pihak mengaku memperjuangkan nasib rakyat?" tukas cucu.

"Vox populi vox Dei! Suara rakyat suara Tuhan!" tegas nenek. "Untuk itu, karena Tuhan itu mahatahu, suara rakyat itu cukup yang dicurahkan hati nurani secara tulus, tak harus yang eksplisit diucapkan atau diberikan lewat kertas suara!"

"Kalau begitu, asal tak ada kecurangan, rakyat selalu menang! Karena, siapa pun yang
unggul dalam proses politik seperti di DPR itu dianggap sebagai kemenangan nurani rakyat!" tegas cucu.

"Konsekuensinya, pihak mana pun yang kalah pada proses itu harus introspeksi sejauh mana orientasinya pada nasib rakyat!" tegas nenek. "Keunggulan pada yang orientasinya tertinggi!"

0 komentar: