"PETA politik nasional pasca-Pansus Century akan berubah signifikan. Hubungan kabinet-DPR, dari sebelumnya coupling--terikat satu irama--dengan koalisi mayoritas di DPR mendukung kabinet, kini jadi decoupling--tak seirama lagi!" ujar Umar. "Ibaratnya, kabinet memainkan musik jazz, DPR main dangdut atau bahkan rock!"
"Tapi hal itu diperkirakan tak lama, mungkin hanya sepanjang proses tindak lanjut putusan DPR tentang kasus Century!" sambut Amir. "Usai itu, jika presiden tak me-reshuffle kabinet, biduk lalu kiambang bertaut! Lain hal kalau presiden mengeluarkan menteri-menteri dari PKS, Golkar, dan PPP, sehingga mayoritas lebih 300 kursi DPR dikuasai oposisi terbuka, tidak ada lagi kaitan kepentingan terselubung dengan pemerintahan, DPR kembali menjadi teater adu kepentingan yang tajam pada setiap hal yang diajukan pemerintah!""
"Decoupling kabinet--DPR yang dipertegas dengan reshuffle kabinet, untuk politik jangka panjang amat menguntungkan partai-partai di kubu oposan dengan peluang kritis maksimal yang mereka dapatkan!" tegas Umar. "Konsekuensinya, peralihan dari partai koalisi ke oposan itu sama dengan kehilangan kekuasaan atas sumber dana partai--sebagaimana diasumsikan selama ini!"
"Seberapa besar dana partai bisa diperoleh dari penempatan kader partai di kabinet, sebenarnya merupakan ihwal misterius! Apalagi, gaji menteri lebih kecil dari anggota DPR, sedang dari korupsi mustahil dilakukan!" timpal Amir. "Lebih masuk akal jika menerapkan secara profesional sistem keanggotaan stelsel aktif perorangan, dengan setiap pemegang kartu anggota wajib membayar iuran bulanan! Lewat iuran itu jadi kewajiban mutlak setiap anggota legislatif dan pengurus partai memperjuangkan kepentingan anggota!"
"Lewat mekanisme iuran itu kewajiban elite partai pada konstituen tak bisa ditawar-tawar, apalagi sekadar ditukar dengan kepentingan eksekutif seharga pelesiran studi banding!" tegas Umar. "Di basis, para pengurus partai menjadi bagian perjuangan hidup sehari-hari konstituen! Temasuk perjuangan kepentingan konstituen di legislatif daerah! Jadi, bukan hanya menjelang pemilu partai mengunjungi konstituen!"
"Jika hal itu bisa dilakukan di seluruh basisnya seantero negeri, menjadi terlalu kecil arti sumber dana partai dari kekuasaan seorang menteri!" timpal Amir. "Di sisi lain, partai juga semakin bisa diandalkan sebagai sarana perjuangan hidup bagi rakyat! Di legislatif semua tingkat, elite partai tak bisa mengelak dari bekerja lebih profesional dalam orientasinya pada kepentingan konstituen khususnya, dan kepentingan rakyat umumnya! Dengan begitu, reshuffle kabinet dan jadi oposisi terbuka, siapa takut?"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Senin, 08 Maret 2010
Pasca-Pansus, 'Decoupling' Kabinet-DPR!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar