"BERANEKA turf card istana dimainkan di balik pertarungan terbuka dalam Pansus Skandal Bank Century, terutama menghadapi paripurna DPR 2 dan 3 Maret ini!" ujar Umar. "Turf card dimaksud mulai intrik menekan lewat penunggak pajak terkait usaha Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, lobi-lobi Partai Demokrat dan staf-staf khusus presiden, demo massa berbagai sayap Partai Demokrat, menebar spanduk dukungan pada SBY- Boediono dan Sri Mulyani, terakhir intrik pada inisiator Pansus Century dari PKS, Misbakhun, dengan tuduhan terlibat L/C fiktif Bank Century!"
"Turf card dalam permainan 'truf gembira', juga disebut kartu pemotong!" timpal Amir. "Ia punya dua fungsi. Pertama, untuk menyudi--memaksa semua pemain (kawan dan lawan) menurunkan satu kartu pemotong yang dimiliknya dengan membuka turf card! Tujuannya agar semua turf card di tangan lawan habis dengan diadu secara terbuka! Kedua, sebagai kartu pemotong diadu tertutup! Diadu terbuka atau tertutup pengendali lebih besar peluangnya menang!"
"Peran pengendali permainan diperebutkan pada awal setiap sesi dengan penawaran tertinggi berdasar kartu di tangan! Dengan itu pengendali seperti pemenang pemilu, selain mengendalikan permainan (mirip pemerintah) juga memimpin koalisi dengan tiga teman pemain lain! Secara jelas pula, empat pemain lawan dihadapi sebagai oposan!" tegas Umar. "Timbul masalah dengan turf card istana itu, karena secara terbuka dan tertutup diadu dengan kartu pemotong teman sendiri! Ini memperkecil skor kartu yang diraih, karena kartu pemotong dihabiskan lewat mengadunya sesama teman, lawan dapat peluang meraih angka dengan sisa pemotong miliknya!"
"Memang terlihat, banyak turf card istana tak dimainkan efektif!" timpal Amir. "Contohnya, intrik penunggak pajak dan L/C fiktif, cuma membuat yang sikapnya harus dilunakkan malah jadi lebih keras! Karena itu, kemenangan pengendali dalam kasus Century tergantung pada pusingan kartu terakhir--lewat lobi tertutup yang waktu untuk voting seharusnya Selasa Wage, diperpanjang waktunya jadi Rabu Kliwon! Itu karena Selasa Wage dalam primbon Jawa bilangannya terkecil--Selasa 3 dan Wage 4! Sedang Rabu (7) Kliwon (8), jadi 15. Cari peluang lewat besaran nilai waktu!"
"Agaknya primbon Jawa itu yang jadi turf card terakhir! Sehingga, meski sebenarnya rapat paripurna cukup satu hari harus diperpanjang jadi dua hari!" tukas Umar. "Artinya, sampai pusingan kartu terakhir pihak pengendali dalam permainan truf ini masih menguasai permainan, contohnya, bisa memperpanjang waktu rapat paripurna!"
"Dalam truf penentuan pemenangnya dengan menghitung nilai kartu kedua pihak!" timpal Amir. "Begitu pula dalam kasus Century, sekaligus nilai hasil aneka turf card istana, penentunya hasil voting paripurna DPR--yang sejauh ini terkesan masih menggelisahkan sang pengendali!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Senin, 01 Maret 2010
'Turf Card' Istana untuk Paripurna Skandal Century!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar