Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Obama 'ad Portas'! 'Sami'na wa Ato'na'!


"UCAPAN Hannibal ad Portas--bahasa Latin--yang berarti Hannibal di pintu gerbang, menakutkan warga Kota Roma era 218 SM--203 SM," ujar Umar. "Waktu itu, Hannibal dari Karthago merebut sejumlah wilayah taklukan dengan menghabisi tentara Romawi! Sisanya kocar-kacir lari kembali ke Kota Roma membawa kisah mengerikan itu!"

"Tapi sebenarnya, Hannibal tak pernah sampai ke gerbang Kota Roma! Warga Kota Roma ketakutan hanya dari mendengar ceritanya!" sambut Amir. "Cerita sama ngerinya dibawa ribuan warga sipil pelarian dari Afghanistan dan Irak, yang kini banyak jadi tahanan imigrasi negeri kita! Betapa kejam tentara Amerika yang mengagresi kedua negara itu, ratusan ribu warga sipil terbunuh!""



"Mungkin itu alasannya, ketika penguasa Amerika Serikat akan berkunjung ke negeri kita, sebagian warga bangsa kita parade di jalan-jalan memberi isyarat kewaspadaan, Obama ad Portas!" tegas Umar. "Berlebihankah mereka? Bisa dinilai begitu jika dilihat dari iktikad baik Obama untuk menjalin persahabatan dengan dunia Islam, dengan salah satu bukti telah dibuka kembali Kedutaan Besar AS di Damaskus! Tak berlebihan juga jika diingat janji Obama akan menarik pasukan Amerika dari Irak dan Afghanistan, tapi yang dilakukan justru menambah ribuan tentara baru di Afghanistan!"

"Itu dia! Cukup alasan bagi berbagai pihak di negeri kita untuk menyambut Obama dengan cara dan gaya masing-masing!" timpal Amir. "Semua itu justru harus dihormati, terutama oleh pihak yang bersolek menyambut kunjungan Obama, sebagai realitas kemajuan demokrasi di negeri kita! Jika isyarat kewaspadaan itu dinilai positif, hasilnya juga akan positif--para pemimpin bangsa kita tak lepas kendali bertekuk lutut total, hingga menjadikan Indonesia negara bagian ke 51 dari Amerika Serikat! Setiap ucapan Obama diterima sebagai perintah, lalu disambut dengan sami'na wa ato'na--titahkan, kami laksanakan!"

"Artinya, di lain pihak, tak perlu bersolek secara berlebihan pula, apalagi menilai Obama sebagai segalanya!" tegas Umar. "Misal dalam kerja sama memberantas teroris, kita harus keukeuh dengan cara kita menanganinya secara teliti memburu hanya orang-orang yang terlibat, menolak cara AS memburu tikus dengan membakar rumahnya, seperti di Irak dan Afghanistan!"

"Tepatnya, kita hormati iktikad baik Obama untuk membina persahabatan dengan dunia Islam!" tegas Umar. "Tapi iktikad saja tak cukup! Lebih penting implementasinya, lebih netral dalam konflik Arab-Israel, bersungguh-sungguh mencari jalan damai di Irak dan Afghanistan! Buktikan dirinya layak menerima Nobel Perdamaian!"

0 komentar: