Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Overekspos, Membuat Teroris Jadi 'Familiar'!


"OVEREKSPOS--pemberitaan yang berlebihan--atas teroris bisa berakibat warga imun, teroris menjadi masalah biasa--terasa 'familiar' (tak asing lagi)--seperti masalah kehidupan sehari-hari lainnya!" ujar Umar. "Tak beda dengan tayangan kekerasan yang berlebihan, membuat orang merasa terbiasa dengan kekerasan, hingga tak lagi membuatnya merasa ngeri atau takut! Kemudian, kekerasan jadi kebiasaan, bahkan dijadikan sebagai cara menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan!"

"Rasa 'familiar' warga terhadap teroris--dan kekerasan yang dilakukannya--menjadi ancaman tersendiri bagi bangsa!" timpal Amir. "Apalagi dengan kecenderungan yang terjadi atas Amrozi, Mukhlas, Imam Samudra, dan terakhir Dul Matin, kedatangan jenazahnya di kampung disambut sebagian warga dengan spanduk yang mengelu-elukannya sebagai mujahid--pejuang kebenaran! Di lain pihak, warga lainnya termasuk aparat, membiarkan hingga terkesan hal itu soal biasa!""



"Bisa jadi ancaman, karena selain teroris jadi hal yang kian tak menyeramkan lagi, istilah unik yang dipakai dibumbui penafsiran surgawi, juga mudah menyesatkan warga yang lugu--pengetahuannya terbatas!" tegas Umar. "Dari arakan menyambut jenazah Amrozi-Mukhlas dan Imam Samudra terlihat, simpatisan mereka ramai juga! Siapa bisa menjamin di antara simpatisan itu tak ada yang mengidolakan teroris, ingin mati seperti itu?"

"Lebih celaka lagi itu dilumasi ide-ide universal, semisal munculnya penilaian, penembakan mati teroris melanggar HAM--hak-hak asasi manusia!" timpal Amir. "Lewat wacana universal itu, bahkan warga yang merupakan korban terorisme, bisa terpancing dan terjebak Stockholm Syndrom--korban berpihak ke teroris penyanderanya!"

"Kesan teroris kian tak menyeramkan juga bisa merebak dari ditampilkannya di televisi mantan teman-teman teroris yang telah insyaf kembali ke masyarakat--terbukti mereka tidak menakutkan dan diterima warga tempat tinggalnya!" tegas Umar. "Ini sebanding dengan yang ditangkap Densus 88, sebelum jadi teroris ternyata mereka juga warga yang biasa-biasa saja--contohnya Heru dan Sule, cuma dagang kopiah dan sajadah di Pasar Way Jepara, Lampung Timur!"

"Karena itu, dengan realitas overdosis tayangan teroris justru telah menjadi kebutuhan informasi warga, perlu disiasati agar kesan menyeramkan dan menakutkan teroris tidak luntur!" tukas Amir. "Jangan seperti narkoba, tanpa disadari merebak dalam sekali di masyarakat, seiring pasokan dari jaringan internasional yang deras pula!"

0 komentar: