SEKITAR 200 ribu orang demonstran akan berusaha menghentikan pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump pada tanggal 20 Januari 2017 nanti. Nasional Park Service, yang merilis izin aksi protes tersebut kepada kelompok DisruptJ20 yang dipimpin David Thurston bekerja sama dengan kelompok Black Live Matter, dan kelompok protes lain.
"Kami ingin menghentikan pelantikan. Kami ingin melihat kemunculan pemberontakan di kota ini dan di seluruh negara ini," ujar David Thurston dilansir Reuters, seperti dikutip detiknews (13/1/2017).
Koordinator aksi DisruptJ20 menjelaskan para demonstran berupaya untuk memblokir 12 titik keamanan di kompleks Gedung Capitol AS atau gedung Kongres AS, yang menjadi tempat pengambilan sumpah Trump sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2017. Demonstran juga akan memblokir rute parade sepanjang 4 kilometer dari Capitol ke Gedung Putih melalui Pensylvania Avenue.
DisruptJ20 bersama mitra aksinya tak hanya menggelar protes saat pelantikan pada Jumat siang. Demonstran juga berencana untuk mengganggu jamuan makan yang digelar malam harinya di Gedung Putih.
Sekitar 300 relawan DisruptJ20 akan menggerakkan para demonstran yang terbagi atas beberapa kelompok "Festival of Resistance". "Kami tidak mendukung transisi kekuasaan yang damai, dan kita perlu menghentikannya," tegas penyelenggara aksi lainnya, Legba Carrefour.
Di luar dari 200 ribu demonstran, Nasional Park Service memperkirakan pelantikan Trump akan dihadiri 800 ribu penonton. Jumlah itu lebih kecil dibanding dengan pelantikan Presiden Barack Obama tahun 2009 dengan 1,8 juta penonton.
Juru bicara DisruptJ20 Samantha Miller menyatakan pihaknya memiliki tiga izin unjuk rasa dari otoritas DC. Setidaknya 27 kelompok protes mendapat izin untuk beraksi saat pelantikan Trump. Jumlah itu mencapai empat kali lipat dari angka demonstran dalam pelantikan Presiden AS sebelum-sebelumnya.
Kehadiran aksi menghentikan pelantikan Presiden AS terpilih di hari pelantikan sudah jadi tradisi negeri itu. Tapi belum pernah terjadi pelantikan sampai batal dilakukan.
Karena upacara pelantikan Presiden AS terpilih dikawal puluhan lembaga penegak hukum berbeda secara berlapis-lapis. Dari kepolisian Capitol, FBI, Secret Service, National Park Service, dan Garda Nasional. Jumlahnya, 3.200 personel kepolisian, 8.000 Garda Nasional, dan 5.000 tentara tambahan dikerahkan mengamankan pelantikan. Biaya pengamanan dilaporkan lebih 100 juta dolar AS atau Rp1,3 triliun. ***
Koordinator aksi DisruptJ20 menjelaskan para demonstran berupaya untuk memblokir 12 titik keamanan di kompleks Gedung Capitol AS atau gedung Kongres AS, yang menjadi tempat pengambilan sumpah Trump sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2017. Demonstran juga akan memblokir rute parade sepanjang 4 kilometer dari Capitol ke Gedung Putih melalui Pensylvania Avenue.
DisruptJ20 bersama mitra aksinya tak hanya menggelar protes saat pelantikan pada Jumat siang. Demonstran juga berencana untuk mengganggu jamuan makan yang digelar malam harinya di Gedung Putih.
Sekitar 300 relawan DisruptJ20 akan menggerakkan para demonstran yang terbagi atas beberapa kelompok "Festival of Resistance". "Kami tidak mendukung transisi kekuasaan yang damai, dan kita perlu menghentikannya," tegas penyelenggara aksi lainnya, Legba Carrefour.
Di luar dari 200 ribu demonstran, Nasional Park Service memperkirakan pelantikan Trump akan dihadiri 800 ribu penonton. Jumlah itu lebih kecil dibanding dengan pelantikan Presiden Barack Obama tahun 2009 dengan 1,8 juta penonton.
Juru bicara DisruptJ20 Samantha Miller menyatakan pihaknya memiliki tiga izin unjuk rasa dari otoritas DC. Setidaknya 27 kelompok protes mendapat izin untuk beraksi saat pelantikan Trump. Jumlah itu mencapai empat kali lipat dari angka demonstran dalam pelantikan Presiden AS sebelum-sebelumnya.
Kehadiran aksi menghentikan pelantikan Presiden AS terpilih di hari pelantikan sudah jadi tradisi negeri itu. Tapi belum pernah terjadi pelantikan sampai batal dilakukan.
Karena upacara pelantikan Presiden AS terpilih dikawal puluhan lembaga penegak hukum berbeda secara berlapis-lapis. Dari kepolisian Capitol, FBI, Secret Service, National Park Service, dan Garda Nasional. Jumlahnya, 3.200 personel kepolisian, 8.000 Garda Nasional, dan 5.000 tentara tambahan dikerahkan mengamankan pelantikan. Biaya pengamanan dilaporkan lebih 100 juta dolar AS atau Rp1,3 triliun. ***
0 komentar:
Posting Komentar