Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Woman's March, Dunia Tolak Trump!

AKSI Woman's March mengutuk sikap Presiden AS Donald Trump yang selama ini dikenal sebagai figur intoleran, rasialis, dan sering melecehkan perempuan, yang sejak Sabtu (21/1/2017) merebak di kota-kota besar Amerika, kini mendunia ke kota-kota besar Eropa sampai Australia dan Selandia Baru.
Ratusan ribu demonstran yang mayoritas perempuan turun ke jalan Ibu Kota Amerika Serikat Washington DC dan kota-kota besar lain negeri itu, Sabtu (21/1/2017) waktu setempat, untuk menyatakan penolakan terhadap Presiden AS yang baru dilantik Donald Trump. Dilansir The Guardian, jalanan kota besar seperti Boston, Chicago, New York, California, Denver, Atlanta, dan Phoenix dipadati hingga ratusan ribu demonatran.
Aksi sama terjadi di London, Paris, Barcelona, Roma, Amsterdam, Praha, dan Geneva di Eropa. Juga meruyak di Sydney dan Melbourne Asutralia, serta di Wellington dan Auckland Selandia Baru. (Kompas.com, 22/1/2017)
Di Washington, sejumlah politikus hingga selebriti dunia ikut turun ke jalan untuk menyatakan kekecewaan terhadap hasil pemilu yang memenangkan Trump. Dicatat CNN, di antara demonstran itu terlihat musisi legendaris Madonna, penyanyi Alicia Keys, dan sutradara Michael Moore.
"Butuh momen kegelapan yang mengerikan ini untuk membangunkan kita," kata Madonna.
Di Boston, senator perempuan Elizabeth Warren menyuarakan semangat perlawanan dan mengajak masyarakat mengawasi jalannya pemerintahan Donald Trump-Michael Pence. "Kita mau merengek, kita mau mengeluh, atau kita mau melawan! Kita hadir di sini untuk berdampingan dan menyuarakan suara kita secara jelas: Kita tidak akan diam," kata Warren.
Di London, lapor AFP, massa memadati Trafalgar Square, Sabtu (21/1/2017) waktu setempat. Mereka mengutuk sikap Trump yang selama ini dikenal intoleran, rasis, dan sering melecehkan perempuan.
Aksi serupa terjadi dekat Menara Eiffel, Paris. Ribuan orang berkumpul mengkritik sikap Trump. "Saya ada di sini untuk semua perempuan dan semua kaum minoritas karena Trump merupakan ancaman terhadap kemanusiaan," kata Kendra Wergin, warga AS yang berada di Paris.
"Dia (Trump) berbahaya bagi seluruh dunia," kata Francoise Wallon, perempuan berusia 70 tahun yang merupakan aktivis European Union of Women dan ikut turun ke jalan.
Secara jelas seruan untuk menghentikan sikap intoleran, rasialis, dan suka melecehkan perempuan itu ditujukan ke Donald Trump. Namun, gemanya menjadi hikmah bagi semua orang di muka bumi untuk bersikap toleran, tidak rasis, dan menghormati perempuan. ***

0 komentar: