Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Trump Mempertegas Proteksionisme!

JUMAT (21/1/2017) tengah hari waktu AS atau malam Sabtu (22/1/2017) WIB, Donald Trump dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat. Dalam pidato pertama seusai dilantik, Trump langsung mempertegas kebijakan luar negeri yang proteksionis dan isolasionis, tanpa sedikit pun mencerminkan tradisi peran Amerika sebagai pemimpin global.
"Kita akan mencari persahabatan dan hubungan baik dengan bangsa-bangsa di dunia, tapi kita lakukan itu dengan pengertian merupakan hak semua bangsa untuk menempatkan kepentingan mereka di tempat yang pertama," ujar Trump. "Kita harus melindungi perbatasan kita dari pembobolan negara-negara lain terhadap produk-produk kita, mencuri perusahaan-perusahaan kita, dan merusak lapangan kerja kita," lanjut Trump. "Proteksi akan membawa kemakmuran dan kekuatan yang hebat." (CNN-politics)
Dalam pembukaan pidatonya, Trump menyatakan saat ini seluruh rakyat Amerika Serikat akan bersama-sama bergabung dalam sebuah upaya besar. "Upaya untuk membangun kembali negara kita dan mewujudkan janji negara untuk seluruh rakyat," ujar Trump. "Sejak hari ini ke depan, Amerika akan selalu menjadi yang pertama," tegas Trump.
Dengan AS memutar haluan ke inward looking policy, menyusul setelah Inggris meninggalkan globalisasi lewat Brexit, ibarat pesawat, globalisasi dicopot dua mesin penggeraknya. Artinya globalisasi harus direkonstruksi dengan menyisihkan peran (dalam arti semula leadership) AS dan Inggris. Untuk itu, semua anggota World Trade Organization (WTO) harus sepakat menjalankan komitmen yang ada sehingga segala bentuk keringanan (tarif) yang telah berlaku selama ini dalam perdagangan bilateral dan multilateral tetap berjalan di kalangan sesama anggota WTO.
Kontinuitas kegiatan negara-negara anggota WTO sehingga berjalan business as usual, kelak akan menyadarkan Trump bahwa Detroit dan kota-kota industri otomotif di Amerika tewas menjadi kota-kota hantu sejak 1970—1980-an bukan akibat globalisasi, melainkan akibat kekalahan persaingan teknologi hemat energi, terutama dengan Jepang.
Nah, kalau sekarang sebagai tindak penyelamatan Amerika dari kekalahan persaingan teknologi di masa lalu itu yang dijungkirbalikkan malah globalisasi, jelas beda penyakit lain pula obat yang diberikan. Kalau dengan inward looking Amerika bisa kembali jadi the greatest bukan mustahil. Ibarat orang kaya di kampung cuma mikirin keluarganya sendiri, tak peduli dengan para tetangganya yang melarat, jelas keluarganya bisa buncit sendiri. ***

0 komentar: