Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

87.962 Orang Hilang di Jepang!

SEBANYAK 87.962 orang dilaporkan hilang di Jepang 2018. Jumlah itu terbesar dalam satu dekade terakhir. Anadolu Agency (22/6/2019) melansir orang-orang yang hilang itu di antaranya akibat menderita penyakit dan masalah sosial ekonomi. Japan Times menyebut, penyakit itu penuaan dini mulai usia 20-an dan demensia, menurunnya kemampuan otak untuk berpikir. Data polisi menunjukkan penderita penyakit penuaan dini ada sebanyak 23.347 orang (26,5%). Orang hilang yang menderita demensia 16.927 (18%), masalah keluarga 14.866 (16,9%), dan masalah bisnis 10.980 (12,5%). Jumlah itu rekor, meningkat hampir dua kali lipat sejak polisi mulai mengumpulkan data pada 20012. "Mencerminkan penuaan masyarakat yang cepat, angka tersebut telah mencatat rekor baru setiap tahun. Itu naik 1.064 pada 2018 dari 2017," lapor Japan Times mengutip data polisi. "Mereka yang berusia 20-an adalah kelompok usia terbanyak dengan jumlah 18.518. Dari total, 64,1% adalah laki-laki dan 35,9% perempuan," kata harian itu. Selasa (18/6/2019) lalu, Pemerintah Jepang menyetujui program baru yang bertujuan membantu pasien demensia hidup lebih nyaman karena Negara Matahari Terbit ini memperkirakan ada sekitar 7 juta orang lanjut usia yang menderita demensia pada 2025. (detiknews, 22/6/2019) Demensia istilah yang menjelaskan penurunan fungsional akibat kelainan pada otak. Demensia adalah kumpulan penyakit dengan gejala yang mengakibatkan perubahan pasien dalam cara berpikir dan berinteraksi dengan orang lain. Sering, memori jangka pendek, pikiran, kemampuan bicara dan motorik terpengaruh. Beberapa bentuk demensia, menurut wikipedia, mengubah kepribadian pasien. Penderita demensia akan kehilangan kemampuan tertentu dan pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya. Demensia biasanya terjadi pada usia lanjut. Bentuk demensia yang umum adalah penyakit alzheimer, yang merupakan 50% hingga 60% dari semua kasus demensia. Namun untuk kasus yang dilaporkan Japan Times mayoritas penderitanya justru kelompok usia 20-an tahun, gejalanya disebut Young Onset Alzheimer's Disease (YOAD). Pemicunya gaya hidup, antara lain kurang olahraga, biasa minum alkohol, merokok, dan makan berlemak jenuh. Penyebab gangguan memori dan fungsi otak di usia 20-an paling umum adalah Functional Cognitive Impairment (FCI). Ini terjadi akibat akumulasi berbagai stres setelah adanya suatu pencetus seperti kehilangan orang terdekat, masalah pekerjaan atau rumah tangga, sakit atau kecelakaan.***

0 komentar: