IDULFITRI selalu dimaknai sebagai hari ketika manusia kembali pada kesucian, segala noda, dusta, dan dosa telah dibersihkan tuntas lewat ibadah Ramadan sebulan penuh. Kembali pada kesucian itu keniscayaan, yang kebenarannya bersifat Ilahiah. Kondisi manusia saat percaya, menerima, dan mengakui kebenaran itu disebut the moment of truth, momentum kebenaran. Sebaliknya, kondisi mereka yang tak percaya dan menolak kebenaran itu disebut zero moment of truth atau kemudian lazim disebut post truth. Jadi, Idulfitri sebagai momentum kebenaran kembali pada kesucian setelah segala noda, dusta, dan dosa dibersihkan, merupakan moment of truth setelah kembali dari kondisi post truth yang sempat dialami. Konteks demikian relevan dengan kecenderungan masyarakat yang sempat nyaris hanyut dalam post truth oleh banjir bandang hoaks yang sengaja disemburkan ke tengah masyarakat era Pemilu 2019. Kembalinya masyarakat dari post truth ke moment of truth pada Idulfitri, layak disyukuri. Sekalipun, mereka yang kembali dari post truth itu masih terbatas, sedangkan mereka yang masih tidak percaya pada kebenaran dimaksud, akibat terbenam dalam post truth, mungkin masih perlu waktu untuk menyadari telah berakhirnya post truth. Orang-orang yang belum kembali dari post truth ke moment of truth kemungkinan karena tidak ada yang mengingatkannya bahwa informasi-informasi yang mereka percayai sebagai kebenaran itu sebenarnya hoaks, prasangka buruk, bahkan fitnah yang selama ini disemburkan secara intens (terus-menerus) oleh pihak tertentu. Karena itu, Idulfitri sebagai momentum silaturahmi antarteman dekat dan keluarga, bisa menjadi kesempatan untuk mengingatkan hal itu. Ketika beberapa teman secara bersama lewat canda ria mengingatkan tentang cara pandang keliru yang bisa membahayakan bangsa dalam perpecahan, sesorang mungkin akan merenungkan cara pandang dan sikapnya. Apalagi kalau dalam skala besar banyak contoh, sikap pandang keliru itu mendapat koreksi oleh sistem hukum yang berlaku. Dengan demikian, langkah polisi melakukan patroli siber dan menindak pelaku penyebar hoaks, ujaran kebencian, prasangka buruk, dan fitnah yang mengadu domba antarwarga dan membenci aparat keamanan itu, juga bisa dipahami masyarakat, yakni tindakan polisi itu demi menjaga ketenteraman masyarakat dan keutuhan bangsa. Idulfitri sebagai moment of truth pun memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Selamat Idulfitri, mohon maaf lahir batin.***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar