DUOPOLI, dominasi dua grup perusahaan penerbangan nasional di Indonesia, Garuda Group dan Lion Group, ditengarai menjadi biang mahalnya harga tiket pesawat domestik. Sementara penerbangan asing, Air Asia, obral tiket murah Jakarta—Singapura mulai Rp150 ribu untuk lima juta penumpang. Garuda Group terdiri dari Garuda, Citilink, Sriwijaya Air, dan NAM Air. Sedang Lion Group terdiri dari Lion Air, Batik Air, dan Wing Air. Realitas kontras itu menimbulkan hal lucu. Orang Aceh kalau mau pergi ke Jakarta harus membuat paspor karena lebih murah terbang Aceh—Malaysia—Jakarta ketimbang Aceh—Jakarta. Bahkan, Gubernur Riau Syamsuar membuat surat ke pusat minta izin bagi ASN Riau untuk transit di Malaysia atau Singapura jika hendak bepergian ke daerah lain. (Kompas, 17/6/2019) Meski demikian, Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Guntur Syahputra Saragih mengatakan duopoli bukan merupakan sebuah pelanggaran karena dasarnya kondisi dan struktur pasar. Duopoli adalah pasar yang dikuasai dua penjual atau dua produsen. Dapat pula dikatakan pasar yang penawarannya hanya datang dari dua perusahaan atau produsen. "Duopoli itu memang struktur pasar ya, jadi dua ini (Garuda Group dan Lion Group) menguasai pasar cukup besar," ujar Guntur. Kondisi ini tak bisa serta merta disebut salah dan melanggar. Namun, KPPU terus mengamati praktik ini karena jika terjadi pelanggaran, perlu pembuktian dalam proses penegakan hukum sesuai dengan mekanisme yang ada. (Kompas.com, 15/6/2019) Karena itu, salah satu cara untuk menurunkan harga tiket domestik adalah dengan adanya persaingan usaha yang lebih sehat. Presiden Joko Widodo mengundang penerbangan low cost carier (LCC) asing untuk melayani penerbangan domestik di Indonesia. Dan kini, sebuah anak perusahaan Singapura Airlines sedang menjajaki. Meski demikian, tetap lebih baik jika dicari solusi di dalam negeri tanpa mendatangkan penerbangan asing di pasar domestik. Sebab, kalau penerbangan asing anak raksasa itu nantinya jadi besar dan menguasai pasar domestik, akan menjadi kanker yang mematikan bagi usaha penerbangan domestik. Artinya, jangan gegabah dengan solusi itu. Bersama pemerintah, Garuda Group dan Lion Group meneliti ulang semua komponen harga tiket dengan sekaligus melakukan efisiensi: kalau penerbangan asing bisa efisien, kita juga harus bisa!. Ini ujian mengatasi turunnya hunian hotel dan bangkrutnya banyak biro perjalanan akibat mahalnya tiket pesawat domestik.***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar