LEBAH, meskipun wujudnya hanya serangga kecil, ternyata makhluk istimewa. Lebah mendapat surat khusus dalam Alquran (QS-16; An-Nahl). Oleh karena itu, tidak berlebihan kalau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sejak 2017, menetapkan 20 Mei sebagai Hari Lebah Sedunia, atas perannya mendukung kehidupan di planet bumi. Banyak dimensi keteladanan pada lebah. Mereka hidup sangat bersih, tidak ada sampah sedikit pun di sarang lebah, juga di bawah sarangnya. Mereka hidup bersama dengan fungsionalisme struktural yang jelas, setiap mereka punya fungsi dan peran sesuai job description yang jelas. Setiap mereka kanaah, merasa cukup dengan apa pun yang mereka dapatkan, tidak pernah ada lebah berkelahi di antara sesama mereka berebut sesuatu, material, maupun kedudukan. Mereka juga berdisiplin tinggi, tak ada yang mencuri atau korupsi madu yang mereka kumpulkan setitik demi setitik dari alam. Menurut badan PBB bidang lingkungan hidup, lebah terkenal karena perannya dalam menyediakan makanan berkualitas tinggi, seperti madu, royal jelly. Juga lilin lebah, propolis, dan racun lebah madu. Bersamaan itu, mereka menjalankan fungsi sebagai salah satu penyerbuk alami yang membantu aneka tanaman bereproduksi. Mereka mengambil serbuk sari bunga, menyebarkannya, dan membiarkan tumbuhan termasuk tanaman pangan berkembang biak. Burung, kelelawar, tikus, monyet, dan manusia juga membantu penyerbukan. Namun, penyerbukan paling umum adalah serangga, salah satu yang terpenting adalah lebah. Dengan melakukan penyerbukan, lebah berkontribusi besar dalam mendukung ketahanan pangan umat manusia, dan mahluk penghuni planet bumi lainnya. Hampir tiga perempat tanaman pangan yang menghasilkan 90% pangan dunia membutuhkan bantuan eksternal. PBB mencatat, para peternak lebah menjadi sumber ekonomi penting bagi mata pencaharian di perdesaan. "Lebah madu adalah penyerbuk yang dikelola paling luas di dunia. Secara global setidaknya ada sekitar 81 juta sarang lebah yang memproduksi 1,6 juta ton madu setiap tahunnya, tulis laporan sebuah badan ekosistem internasional dikutip Kompas.com (20/5/2019). Namun, lebah dan penyerbuk lain seperti kupu-kupu, kelelawar, dan kolibri terancam punah karena aktivitas manusia. Pertanian yang intensif menggunakan pestisida, polusi udara dan perubahan iklim menjadi ancaman utama satwa penyerbuk. Hari Lebah Sedunia jadi momentum mengurangi penggunaan bahan kimia yang mengancam hewan penyerbuk. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar