AMERIKA Serikat (AS) mengumumkan mereka mengirim pasukan tambahan ke Timur Tengah untuk menekan Iran atas perilaku yang disebut bermusuhan. Langkah Pentagon itu diambil usai merilis bukti baru keterlibatan Iran dalam serangan terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman pekan lalu. Teheran dengan tegas menolak tuduhan AS yang mereka sebut tidak memberikan bukti kuat keterlibatan mereka dalam serangan dekat Selat Hormuz itu. Meski AS dan Inggris mengklaim memperoleh bukti intelijen, negara seperti Jerman mendesak adanya bukti lebih kuat sebelum konflik makin meluas di kawasan. Tayangan Sky News Senin (17/6/2019), bukti Pentagon berupa gambar menunjukkan pasukan Garda Revolusi Iran berada di balik serangan yang membuat harga minyak melonjak. Gambar yang diklaim diambil dari helikopter Angkatan Laut AS itu memperlihatkan pasukan Iran mencabut ranjau dari lambung kapal Kokuka Courageous. Sementara foto lain menunjukkan lubang besar di bagian sisi kapal berbendera Jepang itu yang AS nyatakan disebabkan ranjau yang meledak. "Saya mengizinkan pengiriman 1.000 tentara untuk menangkal ancaman darat, laut, dan udara di Timur Tengah," ujar Pejabat Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan dikutip Kompas.com dari AFP (18/06/2019). Shanahan mengungkap, serangan terbaru Iran sesuai dengan laporan intelijen berisi ancaman dari mereka dan kelompok pendukungnya terhadap AS dan kepentingannya di seluruh kawasan. Hubungan AS-Iran memanas sejak Trump pada 12 Mei 2018 menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015 yang dibuat Iran, AS Tiongkok, Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris. Dengan kesepakatan yang didukung PBB itu, tenaga nuklir Iran ditangani Badan Tenaga Atom Internasional, IAEA. AS mundur dari kesepakatan itu setelah Israel mengungkap dokumen rahasia nuklir yang menyebut Iran melakukan program senjata nuklir sebelum tahun 2003 dan secara rahasia tetap menguasai teknologinya yang melanggar kesepakatan. Iran membantah, menyebut Israel berbohong karena dokumen itu tuduhan lama yang sudah ditangani IAEA. Tapi Menlu AS Mike Pompeo ngotot dokumen itu autentik. Ditekan AS dengan blokade ekonomi dan ekspor minyaknya, Iran mengumumkan akan melanggar batasan pengayaan uranium yang disepakati secara internasional. Iran bertekad meningkatkan stok uraniumnya dalam 10 hari ke depan. Pernyataan Iran itu dilansir Reuters Senin (detiknews, 17/6), negara-negara Eropa masih punya waktu untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir tersebut. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar