Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Investasi Jeblok, Pengangguran Turun!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Jumat 28-05-2021
Investasi Jeblok, Pengangguran Turun!
H. Bambang Eka Wijaya

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengangguran pada Februari 2021 sebanyak 8,75 juta orang. Dibandingkan Agustus 2020 jumlah pengangguran terbuka (TPT) mencapai 9,77 juta, terjadi penurunan jumlah penganggur sebanyak 1,02 juta orang atau 0,81%.
Penurunan signifikan jumlah pengangguran itu terjadi ketika investasi di Tanah Air jeblok. Menurut data BPS, investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sepanjang 2020 terkontraksi atau tumbuh minus 4,95%. Khusus pada kuaral-IV 2020 investasi minus 6,15%. Berlanjut pada kuartal I-2021, investasi terkontraksi lagi 0,23%.
Fakta tersebut dengan tegas membantah mitos investasi itu satu-satunya pembuka lapangan kerja masif. Dalam sistem perekonomian yang didominasi ekonomi kerakyatan seperti Indonesia, mitos yang megalomania mengistimewakan investor besar justru seperti memasukkan gajah ke kandang ayam.
Pakan ayam jadi berserakan dan telurnya ludes berpecahan. Ekonomu kerakyatan tergilas lumat dalam sistem kapitalisme. Tanah-tanah adat rakyat dirampas untuk investor raksasa. Lalu rakyatnya dijadikan koeli di atas tanah keluhurnya sendiri.
Kebangkitan ekonomi kerakyatan membuka lapangan kerja baru dimulai Agustus 2020, ketika jumlah penganggur terbuka di Tanah Air mencapai puncaknya, 9,77 juta orang.
Sesuai hasil survei BPS 10-26 Juli 2020 bahwa 69,9% dari 64 juta pelaku UMKM butuh bantuan modal untuk bertahan hidup, mulai Agustus 2020 pemerintah menyalurkan Bantuan Presuden (Banpres) Produktif sebesar Rp2,4 juta untuk setiap pelaku UMKM. Akhir Oktober, Menkop UKM Teten Masduki mengumumkan selesai menyalurkan Banpres Produktif kepada 12 juta pelaku UMKM.
Bersamaan dengan itu, sepanjang kuartal-III dan IV 2020, digenjot penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 6,1 juta pelaku UMKM.
Bantuan terhadap 18 juta pelaku UMKM inilah, kekuatan baru bagi ekonomi kerakyatan dengan menurunkan pengangguran dalam jumlah signifikan. Bantuan tersebut memang hanya pada 18 juta pelaku UMKM, namun secara efektif menggerakkan ekosistem UMKM yang mengakomodasi 97% tenaga kerja dunia usaha dengan 117 juta tenaga kerja penymbang 61,1% PDB.
Total biaya untuk kebangkitan ekonomi ketakyatan ini sebesar Rp28,8 triliun Banpres Produktif dan alokasi KUR Rp190 triliun sampai akhir Desember 2020 dengan asumsi 95% kembali.
Ini kali pertama bantuan intensif-masif untuk UMKM, jadi awal kebangkiran ekonomi kerakyatan. Pantangannya, jangan masukkan gajah ke kandang ayam. ***













0 komentar: