Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pendidikan Eksperimental dalam Badai!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Senin 03-05-2021
Pendidikan Eksperimental dalam Badai!
H. Bambang Eka Wijaya

BADAI Covid-19 memberantakkan eksperimen pendidikan Merdeka Belajar yang baru tahap awal. Sekolah diliburkan, dilanjutkan dengan eksperimen baru lagi pendidikan jarak jauh (PJJ). Hingga kini, kondisi pendidikan belum pulih dari dampak badai tersebut.
Saat diangkat jadi Mendikbud, Nadiem Makarim menerima realitas hasil pendidikan pemerintahan Jokowi priode pertama. Sesuai hasil penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2019, siswa Indonesia menduduki posisi keenam dari bawah; untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia di posisi ke-74 dari 79 Negara. Merosot 11 tingkat dari 2015 di peringkat 63 dari 71 negara.
Maka wajar jika ketika menerima jabatan Mendikbud, Nadiem membongkar sistem pendidikan lama itu untuk diganti dengan yang baru. Namun, Nadiem bukan menggantinya dengan sistem yang sudah ada atau standarnya dikenal, melainkan dengan eksperimen menerapkan konsep Merdeka Belajar yang digagasnya.
Sistem lama di mana murid dalam kelas hanya mendengarkan penjelasan guru yang menuang isi kepalanya ke otak para muridnya, dibongkar. Diganti dengan suasana outing class, murid bisa lebih leluasa berdiskusi dengan guru, lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dan bergaul, beradab, sopan, berkompeten.
Malang nian, ketika ia baru membongkar mesin lama secara overhaull, datang badai Covid-19 hingga komponen protolan mesin yang dibongkar berserakan. Ia belum sempat mengonsolidasi atas bongkar-pasang sistem baru yang kompleks itu, sekolah keburu libur.
Dengan libur sekolah itu, proses murid merdeka belajar dan aksi guru penggerak, unggulan program baru, terkendala implementasinya. Proses pendidikan malah berlanjut dengan eksperimen baru lagi, PJJ, yang evaluasinya lewat assesmen nasional baru akan dilakukan September 2021.
Hal itu tentu saja terjadi hanya pada jenjang SD, SMP, SMA. Pada pendidikan tinggi, birokrasi kampus sangat kokoh untuk menjaga standar kualitas pendidikan.
Sehingga, meski ada program Kampus Merdeka, usai semester 5 mahasiswa tak bubar kelayapan keluar kampus. Mahasiswa justru lebih fokus menyelesaikan kuliahnya.
Kembali ke sekolah Juli nanti jelas amat berat karena guru dan murid berada dalam situasi peralihan ke sistem baru. Sebelah kaki sudah diangkat melangkah meninggalkan sistem lama, tapi sistem baru belum menapak dengan baik. 
Peralihan ini jadi penentu untuk tidak terulang merosotnya mutu pendidikan di PISA 2024. ***


0 komentar: