"DI negeri para bedebah/para pejabat hidup mewah/rakyatnya makan mengais sampah/atau kerja di luar negeri dengan upah serapah dan bogem mentah!" Umar membaca sajak Adhie M. Massardi. Lalu melanjutkan dengan versinya sendiri, "Para pejabat hidup mewah/memainkan cerita arahan para bedebah/menindas kebenaran bertameng hukum penuh gegabah/hancurkan lembaga pemberantas korupsi lewat rekayasa fitnah/publik sebah mau muntah/bangkit membela korban fitnah/bersatu di dunia maya dalam sejuta amarah!"
"Di negeri para bedebah/komitmen pejabat bulat pada bedebah/setia dan siap pertaruhkan jabatan demi bedebah!" sambut Amir. "Di negeri mana para bedebah dipuja semulia dewa/dipuji sesuci malaikat dari dosa/disidik berhari-hari pun tak bisa ditemukan kesalahannya/penyidik kehabisan formula jerat hukum dan mantra/terkesiap guna-guna bedebah perkasa/martabat para penegak hukum disihir jadi martabak bangka!"
"Di negeri para bedebah/polisi dan jaksa dihitung sebagai anak buah/nama presiden pun disebut-sebut sebagai bagian dari wabah!" tegas Umar. "Dasar bedebah!/Keparat penjarah/menggasak uang rakyat dari anggaran negara dengan nafsu serakah/merusak
mental aparat dari atas sampai bawah/membuat hidup rakyat semakin susah!"
"Karena itu, untuk menyelematkan negeri dari para penjarah/dan perusak sistem hukum hingga bubrah/bersihkan negeri dari para bedebah!" tegas Amir. "Presiden memimpin secara langsung pembersihan negeri dari bedebah/terutama pada kelompok mafia hukum dan peradilan yang membuat pejabat melanggar sumpah/kesadaran seluruh rakyat yang resah digugah/laporkan ke presiden setiap tahu mafia hukum dan peradilan mengatur langkah/memanipulasi hukum dengan menabur rupiah/agar bisa diringkus itu bedebah!"
"Bersihkan negeri dari bedebah/agar eksistensi negara hukum tidak goyah/oleh polah bedebah yang banyak tingkah/mendikte aparat hukum untuk mengatur langkah/sesuai kepentingan para bedebah/untuk menjustifikasi tindakannya apa pun yang mereka jarah!" timpal Umar. "Bersihkan negeri dari bedebah/rakyat sudah muak dan gelisah/karena akibat leluasanya kiprah para bedebah/semua janji kesejahteraan selalu mentah/karena penyaluran anggaran negara untuk itu selalu dijarah/oleh para bedebah!"
"Bersihkan negeri dari para bedebah/karena bisa merasuki pejabat negeri jadi siluman bedebah/sehingga berperilaku seperti bedebah/demi kepentingan para bedebah/mengabdi hingga mempertaruhkan jabatan demi bedebah!" tegas Amir. "Bersihkan negeri dari bedebah/agar sistem demokrasi atau pemerintahan oleh rakyat bisa megah/bukan cuma didikte oleh bedebah/untuk bebas menjarah/hingga rakyat cuma kebagian bertahan hidup dengan mengais sampah! Parah!".
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Kamis, 05 November 2009
Bersihkan Negeri dari Bedebah!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar