"KASUS mantan Ketua KPK Antasari Azhar sebagai terdakwa pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen memasuki tahap baru--saksi kunci dari jaksa penuntut umum, Williardi Wizard, menarik dan membatalkan BAP kesaksiannya dalam sidang pengadilan itu!" ujar Umar. "Menurut dia, itu BAP kedua yang dibuat di bawah tekanan bekas atasan mantan Kapolres Jakarta Selatan itu, menyeret Antasari dalam kasus pembunuhan dengan janji dirinya akan dibebaskan! Yang betul BAP pertama, sama sekali tak menyebut Antasari!"
"Luar biasa!" sambut Amir. "Akhirnya tersingkap juga, skenario menyeret Antasari dalam kasus pembunuhan! Kalau pengakuan Wiliardi itu benar, tampak adanya skenario melumpuhkan KPK!"
"Tidak pun dalam rangkaian skenario untuk menghancurkan KPK, membuat skenario untuk menyeret orang tak bersalah dalam kasus pembunuhan yang diancam hukuman mati saja, merupakan perbuatan aparat hukum yang sangat keji, tak bisa dimaafkan!" tegas Umar. "Lebih lagi kalau skenario sekeji itu sebagai rekayasa merusak KPK, tujuan jahatnya
"Maka itu, karena sedemikian seriusnya masalah, pengadilan harus mendalami secara maksimal kebenaran pengakuan Williardi itu!" timpal Amir. "Jika skenario itu benar, betapa buruknya praktek hukum di negeri kita, telah dijadikan ajang rekayasa menghancurkan bangsa! Jika itu benar, pelaku rekayasa yang menekan Williardi membuat kesaksian palsu atas Antasari harus diberi sanksi setimpal agar hal serupa tak berulang!"
"Sebaliknya kalau Wiliardi berdusta di pengadilan atas kepalsuan BAP yang dibawa ke sidang itu, sanksi hukum ekstra juga harus diberikan kepada Wiliardi oleh pengadilan!" tegas Umar. "Kepastian tentang adanya skenario itu diharapkan diberi prioritas oleh pengadilan, mungkin lewat putusan sela, agar tak menambah keresahan masyarakat yang sempat merebak oleh kasus Bibit-Chandra!"
"Menjaga ketenteraman warga itu layak menjadi prioritas semua pihak, lebih-lebih terkait rasa keadilan publik yang sedemikian rentan dan eksplosif sehingga Presiden cepat membentuk TPF untuk meredamnya!" sambut Amir. "Isu skenario menyeret Antasari dalam kasus pembunuhan ini bisa lebih eksplosif dari kasus Bibit-Chandra yang dikaitkan dengan penyalahgunaan wewenang! Untuk itu, semakin cepat diselesaikan masalah demi masalah, mulai kasus Bibit-Chandra sampai kasus Antasari Azhar, agar ketenteraman rakyat yang terusik bisa tersulut! Sekaligus, kasus besar yang diselimuti skenario dan rekayasa tersebut seperti disebut TPF bisa dimunculkan, sehingga setelah sewot berlarut-larut, publik bisa mencapai happy ending!"
0 komentar:
Posting Komentar