"KABUPATEN Lampung Tengah krisis anggaran--APBD, diberitakan nyaris bangkrut!" ujar Umar. "Berbagai kewajiban belum dibayar, seperti tunjangan guru, tunjangan penghasilan aparat pemerintahan desa!"
"Tak masuk akal Lampung Tengah krisis anggaran!" potong Amir. "Karena Lampung Tengah itu kabupaten induk yang perekonomian masyarakatnya relatif lebih solid dibanding kabupaten lain di Lampung! Tentu ada orang miskin, tapi jumlahnya tak cukup menjadikannya sebagai daerah tertinggal! Kabupaten yang masuk daerah tertinggal saja bisa bertahan, masak Lampung Tengah tak bisa? Mungkin ada masalah dalam pengelolaan anggarannya!"
"Masalahnya sudah diketahui publik!" tegas Umar. "Dana APBD Rp28 miliar beku di Bank Tripanca yang sudah ditutup! Lalu sisa anggaran cuma angka-angka, sedang uangnya tidak ada!"
"Itu masalah nyata yang tak bisa dibantah!" tukas Amir. "Tapi jadi tambah ruwet karena dua faktor itu dijadikan fait accompli dalam menyusun anggaran baru yang tanpa masalah--artinya tetap menjadikan dana yang belum bisa cair itu sebagai bagiannya--sehingga ketika dana itu tak bisa cair, anggarannya langsung jadi masalah!"
"Di-fait accompli tentu agar pihak terkait bisa didesak mencairkan dana itu!" kilah Umar. "Tak di-fait accompli juga salah, masa dana tidur sebanyak itu dibiarkan lelap?"
"Tapi lebih baik realistis, dari sumber-sumber yang konkret saja, agar anggaran stabil!" tegas Amir. "Apalagi fait accompli itu oleh eksekutif dan legislatif dilakukan berlebihan! Yakni, dana yang ada justru dialihkan untuk membayar utang (defisit) anggaran, hingga seperti kata Bupati Mudiyanto Thoyib, defisit anggaran yang pada 2009 masih Rp73 miliar, pada APBD 2010 bisa ditekan tinggal Rp6 miliar! (Lampung Post, [1-4]) Artinya, ada dana Rp67 miliar disisihkan untuk itu! Jadi, jika anggaran berjalan goncang, sebenarnya merupakan konsekuensi dari pilihan kebijakan yang dari segi etika tidaklah buruk!"
"Dilihat dari segi etika krisis anggaran Lampung Tengah itu sebagai konsekuensi pilihan kebijakan, justru menjadi contoh baik bagi daerah lain!" tegas Umar.
"Lebih-lebih kabupaten/kota yang defisit anggarannya tak terkendali, mengeruk dana untuk membiayai kemewahan eksekutif dan legislatif dari utangan--yang jika berkelanjutan cuma membebani utang pada anak-cucu! Sebagai contoh baik jalan etis itu, Lampung Tengah harus mampu mengatasi krisis anggaran yang sedang terjadi! Jika krisis bisa diatasi, Lampung Tengah justru menjadi model sempurna bagi penyusunan APBD beretika!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Senin, 05 April 2010
Krisis Anggaran Lampung Tengah!
Label:
anggaran,
krisis,
lampung tengah
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar