Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Model Repong buat Pengelolaan HKm!


"SALUT buat bupati Tanggamus yang memfasilitasi 24 ribu kepala keluarga mendapatkan sertifikat mengelola lahan hutan kemasyarakatan (HKm) dari menteri kehutanan!" ujar Umar. "Sertifikat diterima sembilan kelompok tani di lima register hutan Tanggamus, dengan luas 19 ribu hektare!"

"Berarti, 19 ribu hektare untuk 24 ribu keluarga!" sambut Amir. "Untuk jatah lahan seluas itu per keluarga, di bawah jatah transmigrasi dua hektare per keluarga, kapasitas lahan HKm itu sebenarnya hanya sebatas survival--untuk bertahan hidup! Maka itu, harus ada metode kultur bertani yang tepat untuk mengelolanya, selain agar sufisien--mencukupi kebutuhannya, juga bisa menjaga standar pengelolaan HKm sesuai ketentuan!"


"Salah satu model yang layak diusulkan untuk itu mungkin kultur repong, model tradisional khas Lampung!" tegas Umar. "Kekhasannya dicirikan oleh penganekaragaman jenis tanaman pada sebidang lahan, yang secara keseluruhan bisa memenuhi kebutuhan harian, musiman, dan tahunan! Tentu saja, perlu bimbingan teknis yang tepat dari para ahli untuk mengujudkannya!"

"Jelas, tanpa pengelolaan yang tepat atas luas lahan yang relatif terbatas buat setiap keluarga itu, hingga bisa mengakibatkan terjadinya masa paceklik panjang, bisa berekses negatif!" timpal Amir. "Ekses dimaksud, iming-iming menggiurkan bagi mereka yang tinggal di kawasan hutan, adalah menjarah hutan! Ekses itu tentu harus dihindarkan! Jika terjadi, tujuan HKm tak tercapai! Tujuan HKm itu, menjadikan rakyat sebagai bagian penjaga hutan, malah menjadi perusak hutan!"

"Dengan izin pengelolaan HKm hanya selama 35 tahun, model repong yang diterapkan juga harus disesuaikan!" sambut Umar. "Jika pada model asli tanaman jangka panjangnya damar, yang bisa menghasilkan getah sampai ratusan tahun, pada HKm mungkin lebih tepat enau atau aren, yang menghasilkan nira untuk gula merah mulai usia 10 sampai 15 tahun, dengan tandan terakhir mendekati tanah pada usia 30-an tahun, untuk kemudian inti pohonnya dibuat sagu. Sedang tanaman utama kalau dalam repong aslinya kopi, mungkin bisa ditukar dengan cokelat--kakao, yang produksinya tak terbatas musim!"

"Pokoknya, pilihan tanaman yang tepat menjadi penentu tercapainya tujuan HKm!" tegas Amir. "Bahkan, jika pilihan tanaman sangat tepat, meski luas lahan relatif terbatas, bukan hanya tingkat survival yang bisa dicapai petani, tapi juga tingkat kesejahteraan hidupnya! Maka itu, bupati lain diharap cepat memproses KHm, agar puluhan ribu keluarga warganya yang tak punya lahan bisa segera mendapat kesempatan serupa!"

0 komentar: