"JALAN satu bulan aksi puluhan ribu massa Kaus Merah pendukung Thaksin Shinawatra--mantan Perdana Menteri Thailand--menguasai Bangkok, semangat dan stamina tetap tinggi! Mereka teguh menuntut pembubaran parlemen dan PM Abhisit Vejajiva mundur!" ujar Umar. "Militansinya kian kokoh, menutup rapat pintu negosiasi, meski bentrok dengan aparat keamanan Sabtu dan Minggu menewaskan 14 pemrotes, wartawan Reuters Hiro Muramoto, dan lima dari militer!"
"Militansi itu kata kuncinya, sehingga meski telah sekian lama melancarkan aksi tak muncul sedikit pun masalah, semisal berebut makanan!" sambut Amir. "Apalagi perjuangan mereka mendapatkan energi baru, Senin lalu Komisi Pemilihan Umum Nasional Thailand lewat keputusan yang diambil melalui voting membubarkan Partai Demokrat yang dipimpin PM Abhisit karena telah melanggar aturan pemilu--tidak melaporkan dana kampanye yang diterima 258 juta baht!"
"Militansi massa berkaus merah itu berlatar khas sistem politik Thailand yang sering terjadi kudeta militer!" tegas Umar. "Thaksin dijatuhkan dan dijadikan buron rezim militer dengan tuduhan korupsi pajak atas jual-beli satu perusahaannya berbasis informasi! Kekuasaan parlemen sekarang, meski hasil pemilihan umum sipil, praktis masih dianggap bayangan rezim militer! Melanggar aturan pemilu! Jadi, militansi menjadi harga mati perjuangan mengembalikan supremasi sipil!"
"Lebih dari itu, militansi itu bisa terbentuk dan melembaga berkat para tokoh Kaus Merah punya integritas dan kredibilitas di tengah massanya, langsung menjadi koordinator lapangan aksi!" timpal Amir. "Nama tokoh Kaus Merah yang sering dikutip pers Barat, antara lain Kokaev Pikulthong, Weng Tojirakarn, dan Jaran Ditapichai, siang dan malam mereka bersama massa--dengan pengeras suara memotivasi perjuangan! Jadi bukan cuma karena faktor Thaksin!"
"Tapi tanpa Thaksin di belakang mereka, siapa mampu mendukung logistik lebih 50 ribu pemrotes hingga mampu bertahan sedemikian lama?" tukas Umar. "Artinya, militansi harus didukung berbagai dimensi, dari pemimpin yang dipercaya sampai logistiknya cukup!"
"Dengan prakondisi militansi massa Kaus Merah Thailand yang seperti itu, untuk sekarang ini sulit dibayangkan bisa terjadi di Indonesia!" timpal Amir. "Selain tokoh politiknya banyak kebat-kebit dapat giliran ke pengadilan terkait kasus korupsi, demo yang digerakkan nyaris semua elemen masyarakat sipil dan dipromosikan besar-besaran, yang hadir jauh lebih kecil dari perkiraan!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Rabu, 14 April 2010
Militansi Massa Kaus Merah!
Label:
bangkok,
kaos merah
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar