"PILKADA--pemilihan umum kepala daerah--langsung, terutama tingkat kabupaten/kota di mana hubungan emosional para kandidat dengan pendukung relatif dekat, sejak awal
“diwanti-wanti” rawan konflik sara-suku, agama, ras, dan antargolongan!" ujar Umar. "Untuk itu, para kandidat dan tim suksesnya diharapkan tidak mengeksploitasi pendekatan berbau sara, agar pilkada di daerahnya tidak memicu konflik yang jika sempat tersulut bisa berkepanjangan!"
"Masalah sering timbul bukan dari kandidat atau tim sukses “ring satu” (yang terdaftar di KPUD), melainkan pada tim sukses lapisan bawah--di akar rumput--yang sejak awal sering gegabah dalam meraih kepercayaan kandidat terhadap dirinya, dengan memasang sendiri target perolehan suara yang berlebihan!" sambut Amir. "Ketika harus membuktikan kemampuan dirinya itulah, tim sukses lapisan bawah menghalalkan segala cara, tanpa kecuali menyulut sentimen sara!"
"Maka itu, ketika gejala ke arah itu muncul, seperti gara-gara pertandingan sepak bola antardesa terjadi perkelahian antarkelompok warga berbau sara, konfliknya harus segera “dikarantina” agar tak terjadi eskalasi--peningkatan dan perluasan--konfliknya!" tegas Umar. "Lebih dari itu, para kandidat dan tim sukses “ring satu” harus segera melakukan konsolidasi jaringannya sampai lapisan terbawah, mengamankan para pendukungnya agar tak terlibat konflik berbau sara tersebut!"
"Memang, hanya jika semua kandidat dengan tim suksesnya bisa mengamankan seluruh jajaran pendukungnya tak terlibat konflik berbau sara itu, konflik di lapangan juga akan teredam dengan sendirinya!" sambut Amir. "Teredam dalam arti sebatas fisik, sedang peredaman dalam sentimen atau stereotipe tertentu, tetap perlu dilakukan lewat perdamaian oleh tokoh-tokoh warga setempat--dengan dukungan pemimpin formal!"
"Selanjutnya, meski perdamaian bisa tercapai, para kandidat dengan tim sukses “ring satu” dan kalangan pemimpin daerah tak boleh cepat puas!" timpal Umar. "Iklim sosial-politik yang kondusif harus dibangun seksama, terutama dengan kian taatnya semua tim sukses menjalankan aturan main pilkada! Karena, semakin dekat hari 'H' pilkada akan meningkat pula suhu politik! Jika sampai terjadi kecurangan dari salah satu tim sukses, risikonya bisa langsung menyulut bara konflik yang sebelumnya pernah membara!"
"Tersulutnya bara konflik di ambang hari 'H' itu bisa fatal!" tegas Amir. "Karena, bisa menjadi arena balas dendam dari pihak yang merasa kalah saat perdamaian terjadi!" ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Sabtu, 10 April 2010
Pilkada Rawan Konflik Sara!
Label:
elite politik,
pilkada
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar