Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Serangan Balik Skandal Century!


"SAAT lanjutan proses politik skandal Bank Century di DPR fade out--istilah film dari gambar jelas meredup dan hilang--prospeknya, serangan balik yang dibangun justru fade in--dari samar jadi semakin jelas--menggantikan isi frame di layar!" ujar Umar.

"Serangan balik itu mengarah ke inisiator membuka skandal Century di DPR dari PKS, Misbakhun, terkait tuduhan L/C fiktif di Bank Century! Kata polisi, Misbakhun telah jadi tersangka, meski menurut pengacaranya, Luhut Simanjuntak, belum ada surat resmi untuk status tersangka Misbakhun!" (Metro TV, [12-4])



"Serangan balik itu dibangun Staf Ahli Presiden Andi Arief di ujung masa kerja
Pansus Century!" sambut Amir. "Misbakhun komisaris di PT Selalang International yang dituduh terlibat L/C fiktif! Direktur PT itu, Franky Ongkowidjojo, lebih dahulu ditetapkan tersangka! Artinya, tuduhan Andi Arief telah diproses polisi, bukti pendahuluan cukup untuk menjadikan keduanya tersangka, bersama tersangka lain dari Bank Century!"

"Pokoknya, seperti sepak bola, serangan balik itu dilakukan terorganisasi, hingga keberhasilan mencetak gol--menjebloskan Misbakhun ke terali besi--tinggal soal waktu!" tegas Umar. "Boleh saja Luhut dan tim pengacara Misbakhun punya bukti-bukti L/C itu tidak fiktif, lengkap fakta transaksi riil hingga administrasi pelaksanaan kewajiban PT pada Bank Century sampai bulan terakhir, belum tentu mampu membendung serangan balik yang dimainkan dengan efektif!"

"Tapi, di balik semua itu, esensi sesungguhnya adalah berebut frame dan layar tayangan media massa--yang saling tak ada tawar-menawar--dalam adu unggul citra sebagai andalan di arena politik Indonesia dewasa ini!" timpal Amir. "Bukan simplifikasi pembukaan skandal Century dan serangan baliknya, tapi faktor citra
memang telah menjadi determinan dalam pergulatan politik!"

"Apa dampak dari determinasi itu?" kejar Umar.

"Segala upaya lebih ditumpukan hanya untuk menyangga citra!" tegas Amir. "Ketika semua dimensi pengelolaan negara oleh semua pihak diorientasikan ke sana, nyaris setiap langkah dan kegiatan sekadar bagian retorika memenangkan polemik! Dampak lebih jauhnya, citra bukan kenyataan yang sesungguhnya, tapi pseudomatis, gambaran seolah-olah semata!"

"Jadi hanya seolah-olah ini atau itu?" tukas Umar. "Dan itu hasil pergulatan memenangkan dominasi atas frame atau layar media massa! Dilihat dari situ, dengan fade in-nya serangan balik tadi, juga kiprah Satgas Mafia Hukum yang sedang fade in, tampak kubu penguasa sedang di atas angin!"

0 komentar: