"TAHUN 2011 dijelang dengan sekeranjang konflik tak terselesaikan di sendi-sendi kehidupan berbangsa!" ujar Umar. "Dengan itu sukar dicapai keseimbangan baru untuk melangkah lebih ringan dalam 2011, bahkan bisa lebih terseok karena sekadar melanjutkan konflik lama dengan energi kepentingan baru, bermetamorfosis menjadi konflik baru lagi!"
"Konflik-konflik baru itu mempertinggi tumpukan masalah tak terselesaikan sehingga pembusukan sistem bisa berkembang dalam skala lebih besar, memperberat langkah perjalanan bangsa dalam 2011," timpal Amir. "Inti masalahnya, setiap konflik ruwet dan kusut oleh tarik-menarik legal-formalnya semata, sedang substansinya malah dikesampingkan! Contohnya kasus Nurdin Halid, ketua umum PSSI, saat penonton satu stadion meneriakinya agar mundur! Lewat televisi dia menjawab, karena dia sebagai ketua PSSI hasil pemilihan yang sah, kalau dia mundur demokrasi di Indonesia rusak! Padahal substansinya, karena dia bercokol terus di jabatan itu, termasuk saat ia dalam penjara, sepak bola Indonesia yang rusak! Substansi dikalahkan legalitas!"
"Hal sama terjadi dalam kasus Century terkait substansi dana Rp6,7 triliun, atau kasus Gayus Tambunan terkait sumber uang Rp100 miliar lebih dan orang-orang yang kecipratan, fokus dialihkan ke sisi legal yang justru menjauhi substansi!" tegas Umar. "Agar 2011 jadi awal langkah lebih ringan, setiap koreksi harus berorientasi substansi, setiap konflik harus dijuruskan menuju penyelesaian substansial!"
"Untuk itu kuncinya pada kalangan elite bangsa yang harus bersikap proporsional, menempatkan sesuatu pada tempatnya, bukan seperti yang acap terjadi, membenarkan sesuatu bukan pada tempatnya dengan retorika formalistik!" timpal Amir. "Perubahan sikap elite untuk meringankan langkah bangsa dalam 2011 itu penting, karena beban berat kenaikan harga BBM lebih 50% yang sudah dicanangkan, akan segera menambah beratnya beban kehidupan mayoritas rakyat jelata! Kasihan rakyat, sudah beban hidupnya nyaris tak terpikul, setiap kali kupingnya panas oleh pernyataan politisi yang kontroversial, nyaris seenak udelnya saja!"
"Tahun 2011 bisa dijelang dengan ceria, andai semua jerat beban berat yang sudah dipasang dicabut, andai siap dengan resolusi penyelesaian konflik baru berorientasi substansial dan bukan semata kepentingan sempit golongan!" tegas Umar. "Tanpa itu, peralihan 2010 ke 2011 bagai melangkah dari lembah onak ke lembah berduri! Selamat datang 2011." ***