Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

2010, Tahun Kelam Ditutup Antiklimaks!


"TAHUN 2010 kelam, menjadi pembuktian tak ada lagi lembaga penegak hukum yang benar-benar bersih—tanpa kecuali MK terkait mundurnya salah satu hakim konstitusi!" ujar Umar. "Kelam akibat tak bersihnya lembaga penegak hukum berimbas tetap lemahnya usaha penindakan korupsi di birokrasi pemerintahan, serta tak tertangani dengan baik banyak kasus besar dari Century sampai mafia pajak Gayus Tambunan!"

"Tidak benar-benar tegaknya keadilan hukum, terutama terkait korupsi dalam arti luas, berimbas pada keadilan substantif—sosial ekonomi—
karena distribusi hak-hak warga lebih banyak bocor baik pada proses penentuan maupun di salurannya!" sambut Amir. "Kondisi itu diperparah lagi dengan sikap wakil rakyat di semua tingkatan yang lebih berorientasi pada kepentingan terkait kekuasaan golongan maupun dirinya! Maka sempurnalah ketidakadilan multidimensi itu dengan imbasnya menjadi beban nyata penderitaan rakyat yang terus bertambah berat, baik secara kualitatif akibat sistem tak berpihak pada mereka--seperti dialami kaum buruh—maupun kuantitatif pada kenaikan harga kebutuhan pokok yang sering tak terkendali akibat pungli dan ekonomi salah urus!"


"Penderitaan rakyat itu masih diperberat oleh bencana alam yang silih berganti, bukan hanya kerusakan harta benda, juga jiwa keluarganya!" timpal Umar. "Semua beban dan kekelaman itu bertautan bagai kolase menutupi harapan rakyat di bawah bentangan konflik elite politik yang melelahkan rakyat mengikuti tingkah intrik para politisi! Semua itu membuat rakyat kian tersesat di jalan buntu, tanpa alternatif!"

"Gambaran komprehensif tahun 2010 memang tahun kelam tanpa solusi! Kasus demi kasus ditumpuk, satu kasus belum selesai muncul kasus baru menutupnya, begitu terus!" tegas Amir. "Akhirnya, bangsa ini pun tersekap dalam timbunan kasus yang tak terselesaikan! "

"Saat tersekap tanpa jalan keluar itu, di akhir tahun muncul harapan untuk pelipur lara, timnas sepak bola Indonesia menang beruntun di babak penyisihan sampai semifinal Piala AFF 2010! Tak kepalang, harapan itu menyulut euforia bagai ditemukannya jalan keluar dari segala masalah yang dihadapi bangsa!" timpal Umar.

"Malang tak bisa ditolak, mujur tak bisa diraih, takdir bangsa ditentukan lain! Justru di dua sesi partai final timnas kalah agregat gol dari Malaysia! Harapan rakyat mendapat sekadar pelipur lara dari timnas yang sempat berkobar itu berakhir menutup tahun 2010 yang kelam dengan antiklimaks—euforia harapan menjadi kepedihan!" ***

0 komentar: