KERANJINGAN ke luar daerah dengan alasan studi banding dan sejenisnya yang melanda DPRD se-Lampung—provinsi/kabupaten/kota—
melembaga sebagai outward looking, pandangan berorientasi ke luar!" ujar Umar. "Itu mirip suami yang hati, pikiran, dan matanya jelalatan ke luar rumah mendamba perempuan di rumah orang lain! Celakanya, untuk sering menemui dambaannya itu, dengan segala alasan ia habiskan uang belanja untuk keluarga di rumahnya sendiri!"
"Tragisnya, alasan terpenting setiap kepergian itu agar istrinya bisa meniru dandanan dan gaya sang dambaan!" timpal Amir. "Padahal, jangankan uang untuk beli perangkat bersolek, uang untuk belanja hidup seharian saja tak ia sisakan!"
"Itu terjadi selain latah meniru contoh buruk DPR yang keranjingan studi banding ke luar negeri, juga akibat salah memahami dan memaknai outward looking itu sendiri!" tegas Umar. "Bukan berarti anggota DPR dan DPRD tak boleh melihat keluar hingga jadi katak di bawah tempurung! Tapi idealnya, itu dilakukan dengan outward looking seperti dimaksud Naisbitt, think globally act locally! Jadi, membuka cakrawala pandang seluas-luasnya lewat peranti era informasi yang sudah mudah diakses lewat handphone dengan fasilitas komunikasi yang juga including dalam penerimaan bulanan anggota legislatif! Bukan cuma pergi ke satu titik habis waktu dan biaya cuma dapat informasi sedikit belum tentu cocok dengan modal sosial, kultural dan sumber daya alam daerah sendiri!"
"Untuk itu, mindset—cara berpikir—anggota DPRD harus diubah dengan orientasi yang lebih kuat pada daya guna (efektif) dan hasil guna (efisien) setiap langkahnya dengan secara fisik dirinya lebih menjurus inward looking, lebih berorientasi pada modal sosial dan kultural rakyatnya serta modal sumber daya alam daerah sendiri!" timpal Amir. "Tepatnya, perhatian anggota DPRD fokus ke 'rumah' sendiri, mendamba pengujudan mimpi indah bagi 'keluarga' sendiri, tak ngelantur memdambakan yang ada di 'rumah' orang lain!"
"Desakan untuk reorientasi mindset para anggota DPRD se-Lampung dimaksud amat serius, karena Lampung dengan kekayaan potensi modal sosial, kultural, dan sumber daya alam yang tak kalah dibanding daerah lain, masih tertinggal dalam banyak hal justru oleh daerah yang lebih miskin potensinya!" tegas Umar. "Kalau para legislator daerah ini tak mampu mengendalikan nafsunya dari mendamba yang ada di rumah orang lain, jangankan mengejar dari ketertinggalan, bahkan justru lebih mungkin semakin jauh tertinggal dari daerah-daerah lain!" ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Minggu, 12 Desember 2010
'Outward Looking' DPRD se-Lampung!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar