Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Perang Saudara, Peluru Terakhir Tentara Libia!


"SAIF Khadafi, putra penguasa Libia yang sedang digoyang demonstran antipemerintah, berkata di televisi negerinya terancam perang saudara—civil war!" ujar Umar. "Untuk itu di sela serbuan militer yang sejak Kamis lalu telah menewaskan lebih 200 pemrotes di Benghazi dan sehari Minggu saja lebih 60 tewas di Tripoli, Saif menjamin, tentara Libia mendukung ayahnya sampai peluru terakhir!"

"Proses maraknya revolusi di Libia memang lebih cepat hingga sejak Minggu dijadikan breaking news oleh Aljazeera, meski krisis di sejumlah negeri Timur Tengah juga menjurus kian serius—Yaman, Aljazair, Iran, dan Bahrain!" sambut Amir. "Revolusi yang lebih cepat marak dan penindasan lebih kejam di Libia jauh lebih menarik perhatian dunia karena Libia pemilik cadangan minyak bumi terbesar di Afrika, 44 miliar barel, dengan produksi 1,8 juta barel per hari, negara OPEC dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika!"


"Memang, pendapatan per kapita penduduk Libia yang berjumlah hampir 6,5 juta jiwa itu sebesar 11 ribu dolar AS!" timpal Umar. "Meski begitu, suatu revolusi terbukti tak bisa dicegah terjadi akibat ketimpangan di antara penduduk yang tak terlalu banyak itu terjadi mencolok sekali! Kelompok yang berkuasa berfoya-foya dengan limpahan hasil ekspor minyak ke Eropa dan Amerika Serikat, sementara mayoritas rakyatnya kelimpungan menahan lapar menghadapi keterbatasan sumber alam negerinya! Berdasar kenyataan itulah serikat buruh muslim sedunia mendesak Khadafi segera hengkang atau akan diadili rakyat! Juga para menteri luar negeri Eropa membuat pernyataan bersama mengecam tindak kekerasan terhadap demonstran di Libia oleh rezim Khadafi!"

"Tapi paling menarik ancaman para kepala suku Libia, jika pembantaian yang mengakibatkan pertumpahan darah rakyat itu tak dihentikan, mereka akan memblokir ekspor minyak!" tegas Amir. "Melihat bersatunya kepala suku Libia itu, kalaupun terjadi perang saudara bukan konflik horizontal seperti di negeri Afrika umumnya, tapi konflik vertikal—
rakyat lawan pemerintah!"

"Perang model itu bahkan telah dimulai dengan penembakan tentara terhadap demonstran di jalanan Benghazi dan Tripoli, diperkuat sesumbar peluru terakhir Saif! tukas Umar. "Sedemikian membaja tekad rakyat dalam revolusi, dihadapi sedemikian keras pula tindakan rezim dalam mempertahankan kekuasaannya, siapa pun jadi pemenangnya, darah yang tertumpah bisa menjadi rekor dalam perang saudara di Afrika! Sebab, penguasanya amat kaya, mampu membeli senjata pemusnah massa jenis apa saja!" ***

0 komentar: