"KHUTBAH Jumat di lapangan tempat jemaah antipemerintah berkumpul di seantero Mesir yang menegaskan perjuangan rakyat menurunkan Mubarak seperti perjuangan Nabi Musa melawan Firaun, membuat Mubarak yang 30 tahun piawai memimpin Mesir dengan retorika habis kamus!" ujar Umar. "Sebab, tindakan dan penyiksaannya yang kejam secara fisik dan mental terhadap setiap yang dituduh sebagai warga Persaudaraan Muslim—Ikhwanul Muslimin—bukan rahasia bagi umum! Itu membuat penyamaan dirinya dengan Firaun cukup telak—ia pun keluar dari istana!"
"Sepandai-pandai tupai meloncat sekali-sekali jatuh juga!" sambut Amir. "Begitulah Mubarak si jago retorika! Setelah pidato sebelumnya berhasil membawa para pemimpin dunia bisa menerima peralihan kekuasaan secara damai di Mesir lewat pemilu September, pidatonya Rabu malam yang berisi penyerahan tugas-tugas kepresidenan pada Wakil Presiden Omar Suleiman, menjadi blunder! Pelimpahan kekuasaan seperti itu tak dikenal dalam konstitusi Mesir! Pelanggaran konstitusi itu memaksa ia menyerahkan kekuasaan ke Dewan Militer!"
"Setelah target utama revolusi menjatuhkan Hosni Mubarak berhasil, kini rakyat Mesir menghadapi masalah baru, kepemimpinan Dewan Militer!" tegas Umar. "Bukan rahasia umum pula, belanja militer Mesir diperoleh dari Amerika Serikat (AS) sebesar Rp12 triliun per tahun—lebih dua kali lipat jatah raskin untuk 75 juta warga miskin Indoneisa per tahun! Artinya, bukan mustahil rakyat Mesir lepas dari mulut harimau masuk ke mulut buaya! Tak diragukan Dewan Militer bisa dikendalikan AS, sedang AS dikendalikan kepentingan Israel!"
"Itu yang membuat tawar-menawar kepentingan front-front oposisi dalam proses pembentukan pemerintahan baru di Mesir bisa berjalan alot!" timpal Amir. "Tak mudah mempertemukan kepentingan rakyat Mesir yang diemban front-front oposisi itu dengan kepentingan AS dan Israel yang diemban Dewan Militer! Belum lagi sikap dasar Ikhwanul Muslimin yang apriori menolak kerja sama dengan segala bentuk kepentingan berbau AS dan Israel! Padahal Ikhwanul Muslimin satu-satunya organisasi massa di Mesir yang well organized sampai ke basis!"
"Dengan kenyataan yang tak bisa diubah—Dewan Militer pengemban kepentingan AS-Israel, maka Ikhwanul Muslimin yang tak berambisi kekuasaan itu tak akan masuk dalam aliansi Dewan Militer!" tegas Umar. "Ikhwanul Muslimin lebih bertumpu pada pemilu yang jujur dan adil, mendukung partai-partai proreformasi mengubah konstitusi dan UU Mesir agar lebih manusiawi!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Sabtu, 12 Februari 2011
Revolusi Berhasil Jatuhkan Mubarak!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar