Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Petani Panen Setiap Hari!


sampai manipulasi yang berakibat tanaman kekurangan pupuk subsidi!"

"Intinya, kehidupan generasi penerus akan lebih buruk jika hanya mampu SATU keluarga, empat abang-beradik mendapat wasiat dari almarhum ayahnya, agar berusaha yang panen setiap hari dan hasilnya langsung bisa jadi duit! Dengan itu kehidupan keluarga mereka setiap hari terjamin! Lalu, setiap anak harus mengelola jenis usaha berbeda! Itu agar mereka tak bersaing saling mematikan usaha di antara keluarga!
Memenuhi wasiat itu, anak pertama berternak ayam petelur, setiap hari panen telur. Anak kedua usaha membuat taoge, setiap hari panen taoge! Anak ketiga membuat tempe, setiap hari panen tempe. Anak keempat bingung mau usaha apa? Ternak bebek petelur, sejenis usaha ayam petelur. Mau buat oncom, sejenis usaha membuat tempe!

"Bantu, dong!" entak si bungsu ke tiga abangnya. "Harus usaha apa gue yang panen setiap hari?"


"Bertanam jamur!" ujar abangnya. "Panen setiap hari, diminati warga kelas atas, jadi harganya selalu bagus! Kau belajar dulu ke sentra jamur!"

"Oke, gampang soal belajar itu!" sambut adik. "Cuma, aku tak habis pikir, kenapa ayah memberi wasiat untuk berusaha yang setiap hari panen, lantas setiap kita jenis usahanya harus berbeda?"

"Berdasar pengalamannya sendiri, bertani dengan tanaman padi yang setahun panen satu kali, sekali gagal panen keluarga menderita dari tahun itu ke tahun berikutnya!" jelas abang. "Agar dengan jenis usaha berbeda, karena ayah bersama kakak dan adiknya semua bertanam padi, saat gagal panen semua mengalaminya, tak ada yang bisa menolong di antara keluarga! Itu pengalaman pahit yang harus tak terulang pada anaknya!"

"Lebih gawat lagi jika tanpa wasiat itu keluarga kita berempat jadi sama-sama hanya bertanam padi di sawah warisan yang sama!" timpal abang kedua. "Sudahlah setiap keluarga kita bergantung hanya pada seperempat dari tanah warisan itu, yang pasti hasilnya tak sebanyak panenan ayah, sedang jika gagal panen keluarga kita berempat menderita bersamaan, tak bisa saling menolong!"

"Tapi itulah gambaran realitas kehidupan generasi penerus petani kita!" tegas adik.

"Dengan warisan tanah kian menyempit dan ancaman gagal panen yang kian banyak penyebabnya, cuaca ekstrem, berbagai jenis hama wereng, tikus dan lainnya, mengulangi penderitaan generasi pendahulunya!" tegas abang. "Tapi, nasib generasi penerus diharapkan lebih baik justru dengan persiapan lebih matang guna mengulangi penderitaan yang sama!" ***

0 komentar: