Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

'Bom Melon' di 'Republik Buang Badan'!

"DALAM sepekan lalu lebih 100 tabung gas isi 3 kg meledak di Lampung! Terbanyak meledak dalam tumpukan milik pedagang di Tanjung Bintang, lalu di rumah warga antara lain di Jalan Ikan Bawal, Telukbetung!" ujar Umar. "Banyak warga jadi korban! Tapi seperti saat awal diperkenalkan dan korban jelegar-jelegur ledakan 'bom melon' itu meluas di seantero negeri, tak satu pihak pun tampil elegan menyatakan bertanggung jawab!"

"Sebaliknya, semua pihak yang ada kaitan dengan rencana dan pelaksanaan program pengedaran tabung gas kecil itu 'buang badan', mengelak dari tanggung jawabnya!" timpal Amir. "Maka, jadilah negeri ini 'Republik Buang Badan'!"

"Itulah yang dialami para korban 'bom melon' pekan terakhir di Lampung! Semua pihak terkait pengedaran 'bom melon' itu 'buang badan'—melempar tanggung jawab!" tegas Umar. "Tanpa peduli, keamanan penggunaan barang dagangan merupakan tanggung jawab

perusahaan yang engedarkan! Apalagi barang dagangan itu gas, yang amat mudah meledak!"

"Keselamatan umum terkait barang dagangan yang diedarkan merupakan tanggung jawab mendasar setiap perusahaan pengedarnya!" timpal Amir. "Selain tanggung jawab formal, justru keselamatan umum itu tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility—CSR) tak bisa disepelekan! CSR dalam hal itu jauh lebih penting dari berbagi sedikit laba!"

"Lebih menyedihkan lagi, kita bicara dengan cara berpikir suatu negeri beradab! Padahal, realitas yang terjadi, sekadar basa-basi mencerminkan seolah mengenal cara beradab saja pun jauh dari harapan!" tukas Umar. "Sekadar basa-basi untuk itu, misalnya, tidak mesti bos besar agen utama tabung gas melon itu datang menjenguk korban ledakan, cukup mengirim stafnya sebagai utusan menyampaikan simpati atas kecelakaan yang menimpa korban, syukur kalau ada bawaan yang bisa meringankan penderitaan korban!"

"Ternyata bukan simpati seperti itu yang datang!" timpal Amir. "Tapi pernyataan melepaskan si agen utama dari segala tanggung jawab formal dan sosialnya! Sebaliknya, melemparkan tudingan ke para korban, pedagang kampung dan ibu rumah tangga, tabungnya meledak karena mereka salah menanganinya! Padahal, bagaimana cara yang benar menangani tabung, tak lepas dari tanggung jawab agen besar untuk sosialisasi!"

"Tapi begitulah hidup di 'Republik Buang Badan'!" tegas Umar. "Justru korban yang lemah menderita jadi ajang melempar kesalahan! Jelas, itu bukan cara hidup beradab!" ***

0 komentar: