Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Radikalisme dan Deradikalisasi!


"GERAKAN yang tingkat kekerasannya meningkat dari waktu ke waktu karena tahap demi tahap peningkatan kekerasan itu tujuan perjuangan tak kunjung tercapai, bukanlah radikalisme, tetapi radikalisasi!" ujar Umar. "Radikalisme adalah suatu pilihan cara perjuangan mencapai tujuan dengan cara kekerasan! Kebanyakan, radikalisme over lapping atau setubuh dengan ideologi yang dianut pejuangnya, seperti terorisme, marxisme, fasisme, dan lainnya! Karena itu, deradikalisasi dan deradikalisme merupakan dua hal yang berbeda!"

"Deradikalisasi mungkin dengan menggalang proses penyadaran para pejuang yang bisa jadi turun-temurun mewarisi cita-cita leluhurnya, padahal cita-cita itu mustahil hingga sekalipun kadar kekerasan untuk mencapainya ditingkatkan terus dari generasi ke generasi, tetap saja cita-cita itu sukar terwujud! Itu salah satunya terlihat pada NII, terutama dengan DI/TII dan Komando Jihad!" sambut Amir. "Sedang untuk deradikalisme, harus dilakukan deideologisasi, dengan pembuktian antitesis dari ideologinya lebih berhasil jika dicoba—seperti China menerapkan sistem ekonomi kapitalis untuk mampu tumbuh rata-rata 10% per tahun berturut-turut lebih 10 tahun!"


"Tapi masalah bangsa kita dengan terorisme dan kekerasan dewasa ini tak lagi seperti asumsi-asumsi radikalisasi dan radikalisme di atas kertas itu!" tegas Umar.

"Dinamika kekerasan juga punya kaitan dengan orientasi dan prioritas pengelolaan isu-isu politik dan kekuasaan! Seperti ketika pemerintah cenderung longgar pada kekerasan seperti terhadap Ahmadiyah—bahkan Pemerintah Pusat dan daerah memfasilitasi penekanan pada Ahmadiyah—teroris yang sudah relatif lama tak berkutik sejak Densus 88 menyikat habis kelompok Noordin M. Top dan Dulmatin, bangkit kembali lewat serangkai bom buku dengan gongnya bom masjid Polresta Cirebon!"

"Ada yang menyatakan, radikalisasi terakhir ini tak terlepas dari tindakan terhadap Abu Bakar Baasyir!" timpal Amir. "Dalam kaitan itu dinilai tindakan polisi agak berlebihan—over reacted—sehingga radikalisasi belakangan ini diibaratkan semut—meski kecil dan lemah—
kalau dipijak-pijak terus terpaksa menggigit juga!"

"Dari semua itu terlihat, suatu redesain ulang terutama pada pendekatan penguasa bagi proses deradikalisasi dan deradikalisme secara umum dan khusus sudah saatnya dilakukan!" tegas Umar. "Secara umum guna memagari warga dari terpengaruh maupun jadi korban gerakan radikal, secara khusus menutup peluang gerakan radikal dengan menggulung poros penggeraknya!" ***

0 komentar: