Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

‘Royal Wedding’, Cukup Satu Hari!


"PROSESI pernikahan agung kerajaan—the royal wedding—antara Pangeran William dengan Kate Middleton hari ini di London, menjadi pernikahan yang disaksikan dua miliar warga dunia lewat siaran langsung televisi dan internet!" ujar Umar. "Hal itu sesuai persiapannya, CNN melibatkan 400 orang di lokasi pengambilan gambar, CNBC 300 orang, dan seterusnya yang membuat orang di tempat kerja atau di jalan tetap bisa menyaksikan lewat ponsel mulai pukul 16.00 WIB sore ini!"

"Dibanding dengan pernikahan orang tua William, Pangeran Charles-Lady Diana Spencer di Katedral St. Paul 29 Juli 1981, pernikahan hari ini secara kualitatif kalah agung karena hanya digelar di Gereja Westminster Abbey!" timpal Amir. "Tapi dilihat dari jumlah penonton langsung lewat televisi yang waktu itu oleh 750 juta orang, maka pernikahan William-Kate belum ada duanya!"

"Tapi kenapa sampai miliaran orang siap nonton acara pernikahan pangeran itu?" tanya Umar.

"Jelas menarik, karena orang biasa saja saat menikah didandani dan dijadikan raja sehari menarik disaksikan!" jawab Amir. "Apalagi dalam pernikahan agung itu yang menikah raja beneran, pewaris mahkota raja sungguhan!"


"Tapi kenapa pernikahan agung raja sungguhan itu cukup dilakukan hanya dalam satu hari, sedangkan di kampungku upacara pernikahan tak dianggap agung jika tidak dilakukan tujuh hari tujuh malam?" kejar Umar.

"Pernikahan raja sungguhan jelas cukup dilakukan hanya dalam satu hari, sesuai kesempurnaan upacaranya, karena eksistensinya sebagai raja sudah teruji dalam darah daging bawaan lahir!" jelas Amir. "Sedangkan di kampungmu, selain kesempurnaan upacara pernikahannya memang disiapkan lebih dari satu hari, lebih banyak waktu lagi diperlukan untuk mengangkat eksistensinya sebagai raja—sekalipun sebatas gelar untuk status simbol, bukan raja dalam arti kekuasaan efektif!"

"Terbukti, dengan tujuh hari tujuh malam pesta pernikahan di kampungku lebih agung dari royal wedding sekalipun!" tegas Umar.

"Soal itu tak ada yang bisa membantah!" timpal Amir. "Tapi kalau pesta pernikahan raja beneran saja cukup satu hari, kenapa di kampungmu yang maksudnya juga mengangkat derajat keluarga dan pengantin jadi setingkat raja tak dilakukan sama dengan pelaksanaan pada raja asli saja? Bukankah pilihan cara yang sama lebih afdal?"

"Kalau dilakukan seperti raja asli, lantas apa lagi pembedanya?" entak Umar. "Justru karena dibuat tegas pembedanya itulah, kudukung sepenuhnya pesta tujuh hari tujuh malam di kampungku!" ***


0 komentar: