"BANK Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 melambat jadi 5,3% dari 5,6% pada 2013!" ujar Umar. "Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves, dikutip Antara, memaparkan laporan triwulan terbaru Senin, penyebab utama pelemahan itu menurunnya pertumbuhan investasi!"
"Laporan itu mencatat investasi Indonesia hanya tumbuh 4,5% pada triwulan III 2013, terutama untuk alat berat dan industri mesin!" timpal Amir. "Sementara akses Indonesia terhadap dana eksternal terhambat oleh gejolak pasar global akibat penurunan stimulus The Fed!
Konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi andalan utama juga pertumbuhannya melemah, disusul rentannya fiskal akibat belanja subsidi BBM yang diperberat booming penjualan mobil murah!"
"Tiga faktor itu masih dibayangi lanjutan masalah 2013, seperti defisit neraca berjalan (current account) 31 miliar dolar AS atau 3,5% PDB pada akhir 2013, defisit perdagangan (ekspor/impor) yang pada November 2013 masih 5,6 miliar dolar AS, dan defisit APBN yang mungkin tembus Rp200 triliun!" lanjut Umar.
"Tidak boleh dilupakan depresiasi nilai tukar rupiah 25% selama 2013 dan IHSG yang merosot sampai ke bawah 4.200 akhir 2013!" "Penyebab dan masalahnya sudah jelas, apa tidak bisa diantisipasi untuk menangkal pelambatan pertumbuhan?" kata Amir.
"Buat apa repot-repot menangkal?" jawab Umar. "Karena dengan pelemahan itu, ditinggal tidur pun impor akan turun sehingga dengan permintaan ekspor yang moderat saja pun defisit neraca berjalan pada akhir 2014 akan tinggal 23 miliar dolar AS atau 2,6% PDB! Sementara kalau sok mengantisipasi malah bisa salah langkah, eksesnya justru bisa lebih buruk ketimbang ditinggal tidur!"
"Jangan terlalu sinis begitu!" ujar Amir. "Sebab menurut Bank Dunia, upaya yang diperlukan untuk menyikapi defisit neraca transaksi berjalan dalam jangka panjang bukan menekan nilai impor (seperti yang dilakukan paket kebijakan pemerintah Agustus 2013), melainkan dengan menaikkan ekspor dan mengamankan ketersediaan dana eksternal, terutama melalui investasi asing langsung!"
"Saran Bank Dunia, Indonesia melakukan reformasi struktural yang lebih luas untuk meningkatkan perdagangan dan merangsang laju pertumbuhan jangka panjang!" tegas Umar. "Berarti harus mendorong lagi yang selama ini jalan di tempat, industri manufaktur seiring hilirisasi produksi ekspor komoditas kekayaan alam dan substitusi impor!" ***
0 komentar:
Posting Komentar