"FAKTOR guru masih dianggap sebagai masalah untuk pelaksanaan kurikulum 2013 di semua sekolah mulai Juli 2014!" ujar Umar. "Mendikbud Muhammad Nuh menilai pelatihan guru untuk kurikulum baru itu tahun lalu tidak tepat! Isinya banyak hilang saat instruktur nasional melatih guru inti dan guru inti melatih guru sasaran!" (Lampost, 18/1).
"Pernyataan jujur menteri itu tentu sangat dihargai!" timpal Amir. "Dengan demikian, sisa waktu satu semester lagi menjelang pelaksanaan kurikulum baru di semua sekolah itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi penyiapan guru! Dalam hal ini lewat proses yang menjadikan guru subjek, aktif berusaha sendiri untuk meningkatkan kapasitas dirinya dalam mengimplementasikan kurikulum baru yang menjadi kewajibannya!"
"Salah satu ketidaktepatan pelatihan tahun lalu itu karena menjadikan guru seperti ember, objek pasif yang untuk menambah isi dirinya harus dituangkan oleh orang lain!" tegas Umar. "Padahal, implementasi kurikulum baru mendorong siswa agar aktif mencari sendiri materi pembelajaran sesuai tema-tema yang dikembangkan dalam kurikulum!
Jadi, bagaimana guru bisa memandu murid untuk itu kalau dirinya sendiri bisanya cuma dicekoki melulu!"
"Lebih-lebih guru yang sudah mendapat sertifikat kompeten dan menikmati dana sertifikasi, usaha menyesuaikan tingkat kemampuan dirinya dengan tuntutan profesi menjadi kewajiban formal!" timpal Amir.
"Jadi, Menteri benar, kalau metode pelatihannya tepat, faktor guru tidak menjadi masalah untuk pelaksanaan kurikulum baru di semua sekolah mulai Juli 2014!"
"Artinya, masalah biaya tidak bisa dijadikan alasan utama dalam penyiapan guru bagi pelaksanaan kurikulum baru!" tukas Umar.
"Bukan berarti tak perlu dana, tetapi faktor kepeminpinan dan koordinasi lebih utama dalam penyiapan guru! Maksudnya, meski tersedia dana banyak jika kepemimpinan dan koordinasi di suatu daerah lemah, pelaksanaannya bisa berantakan!"
"Untuk itu, usaha menggalang partisipasi guru menyiapkan dirinya menyambut hadirnya kurikulum baru menjadi kuncinya!" timpal Amir. "Dengan partisipasi aktif para guru menyiapkan dirinya itu, hasilnya bisa seperti lazimnya partisipasi, jika kapasitas yang dibutuhkan akreditasi B, para guru justru siap dengan akreditasi A!"
"Untuk itu, tentu pihak pemprov, pemkab, dan pemkot menyiapkan aneka fasilitator yang dibutuhkan!" tegas Umar. "Dengan guru menjemput bola, jelas lebih sedikit materi yang hilang tercecer di jalan!" ***
0 komentar:
Posting Komentar