"MARGARETH Tatcher, seperti dalam film The Iron Lady, memiliki cara sederhana untuk mengukur kinerja pemerintah, yakni dengan memperhatikan harga barang-barang kebutuhan pokok," ujar Umar. "Normalnya harga menggambarkan masih berfungsinya pemerintah!"
"Dilihat dari hasil Survei Biaya Hidup (SBH) Badan Pusat Statistik (BPS) priode 2007-2012 di 82 kota Indonesia, biaya hidup di kota besar seperti Bandung dalam priode itu naik 78,16%. sedang di kota sedang seperti Purwokerto naik sampai 96,35% (MI, 3-1)" timpal Amir. "Maka, dengan tolak ukur Tatcher bisa disinpulkan bahwa pemerintah di Indonesia tak berfungsi!"
"Hal itu juga terlihat dalam kenaikan harga Elpiji tabung 12 kg dari Rp78 ribu ke Rp140 ribu atau 68%, reaksi pertama Presiden SBY bahkan menyatakan itu kewenangan Pertamina!" (Kompas.com, 5-1) tegas Umar.
"Tapi setelah banyak protes dan menurut politisi PKS (di Metro TV) hal itu bisa jadi peluang pencitraan bagi partai berkuasa seolah membela kepentingan rakyat dengan menyuruh Pertamina menurunkan kembali harga Elpiji, pemerintah pun mengultimatum Pertamina untuk itu dalam waktu 24 jam!
Dan Pertamina mengubah keputusannya tentang harga Elpiji dengan menaikannya menjadi Rp92 ribu per tabung 12 kg!" "Mungkin cuma di Indonesia hal seperti itu terjadi!" tukas Amir. "Bahkan ketika pemerintah ikut campur tangan pun, tujuannya lebih kentara untuk pencitraan ketimbang menormalkan harga! Buktinya harga Elpiji tetap naik, jadi bertentangan dengan prinsip Tatcher!"
"Orientasi pemerintah Indonesia terhadap pengendalian harga barang kebutuhan pokok memang kurang kuat!" ujar Umar. "Bahkan lebih buruk dari itu, pemerintah sendiri yang menaikkan harga BBM subsidi 44% pada 17 Juli 2013, bertepatan bulan puasa hingga memicu kenaikan harga bahan kebutuhan pokok! Apalagi itu seiring kenaikan kelas anak sekolah saat orang tua memikul beban ekstra!"
"Tak kepalang pula, saat itu ekonomi kita sedang tertekan krisis keuangan global yang membuat harga komoditas ekspor terpuruk hingga petani tak memanen buah sawitnya dan membiarkan busuk di pohon!" timpal Amir.
"Semua itu tidak dipertimbangkan ketika pemerintah menambah beban hidup rakyat!" "Akibat pemerintah tidak menimbang beratnya tambahan beban hidup yang harus dipikul rakyat, warga miskin dalam priode Maret-September 2013 bertambah 480 ribu jiwa!" tegas Umar. "Itu tak terjadi andai pemerintah masih berfungsi!" ***
0 komentar:
Posting Komentar