Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Partai Nasdem Tolak Dana Saksi !

 "PARTAI NasDem tegas menolak rencana pemerintah memberikan bantuan dana Rp55 miliar untuk setiap parpol peserta Pemilu 2014!" ujar Umar. "Membagi uang rakyat ke parpol itu, menurut Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, bertentangan dengan prinsip partainya! Sebaiknya dana itu untuk korban bencana yang tengah menderita di berbagai daerah! 

Rakyat lebih membutuhkan dana itu, alih-alih dipakai untuk kepentingan parpol!" "Surya mengakui Partai NasDem bukanlah partai yang memiliki keistimewaan dana dan fasilitas! Kemampuan partainya
juga terbatas! Duit boleh kurang, tapi harga diri harus tetap terjaga!" timpal Amir. "Untuk itu, pikiran, modal, semangat, dan militansi harus diciptakan sendiri oleh jajaran Partai NasDem melalui kerja keras!"

 "Hasilnya, survei litbang Kompas pada Desember 2013 elektabilitas Partai NasDem 6,9%, urutan lima setelah PDIP, Golkar, Gerindra, dan PD, hanya terpaut 0,01% dari PD, pemenang Pemilu 2009!" tegas Umar. "Survei itu juga menempatkan Partai NasDem lebih unggul dari partai-partai berbasis agama yang sebelumnya di papan tengah!" (Kompas, 13/1)

"Peningkatan elektabilitas Partai NasDem itu signifikan, Desember 2012 masih di bawah 4%!" tukas Amir. "Peningkatan itu terjadi di Jawa, mencapai 9,6%! Sedang di luar Jawa, meski Juni 2013 mencapai 5%, Desember 2013 jadi 3,3%! Mungkin itu konsekuensi idealisme keindonesiaan NasDem hingga mengintensifkan struktur partai di kawasan perbatasan, padahal massanya kecil dan tak terliput survei! 

Sementara penanganan kantong-kantong massa di luar Jawa jadi kurang optimal!" "Tepatnya, dari 14,2 juta kader Partai NasDem, survei itu mencatat 80,4% ada di Jawa, di luar Jawa 19,6%!" timpal Umar. "Terdiri dari 53,6% pria dan 45,4% wanita! Usia di bawah 30 tahun 21,7%, usia 31—50 tahun 53,6%, dan di atas 50 tahun 24,7%! 

Berpendidikan rendah 61,9%, menengah 27,8%, tinggi 10,3%. Kondisi ekonominya rendah 53,6%, menengah 45,4%, tinggi 1,0%. Karakter psikopolitik, progresif 53,4%, konservatif 46,4%, pragmatis 53,6%, idealis 46,4%, hierarkis 33%, ekualisasi 67%, dan gaya kepemimpinan ideal, demokratis 58,8%, paternalistis 41,2%." (Kompas, idem)

 "Pendukung mayoritas berpendidikan dan ekonomi rendah serta pragmatis itu tak mesti seperti massa politik negeri ini lazimnya!" kata Amir. "Sebab, mereka bergabung ke NasDem yang mengusung perubahan berformat restorasi Indonesia itu lebih didorong oleh psikopolitik mereka yang progresif, ekualisasi, dan demokratis! Massa jenis ini meski melarat tetap punya harga diri, benci permainan politik transaksional!"

0 komentar: