"RANCANGAN induk mengatasi banjir di Provinsi Lampung 20 tahun lalu sudah mulai dijalankan dengan mengosongkan Desa Dwikora dan sekitarnya di Lampung Barat dari perumahan dan penduduknya!" ujar Umar.
"Tapi rancangan itu kemudian tak berjalan konsisten sehingga ancaman banjir di hilir, terutama Tulangbawang, Lampung Tengah, dan Lampung Timur, justru semakin serius!" "Penghutanan kembali kawasan itu ke selatan tembus TNBBS dan ke utara sampai Way Kanan dan Sumatera Selatan, sepanjang 20 tahun ini tak kunjung lebat juga!" timpal Amir.
"Sebagai 'tameng' di pinggir jalan raya Bukitkemuning- Liwa saja pun, di bekas Desa Dwikora itu belum hilang kesannya seperti ladang kopi! Tanpa kecuali, 20 tahun lalu itu diadakan 'show' gajah mencabuti kopi di situ!"
"Lebih celaka lagi kontraktor rehabilitasi hutan dan lahan di seputar kawasan itu masuk penjara karena kasus korupsi pada proyek nasional rehabilitasi kawasan itu, akibatnya proyek tak berjalan optimal!" kata Umar.
"Konon lagi pihak provinsi yang seyogianya melaksanakan proyek penghijauan lintas-kabupaten daerah aliran sungai (DAS) 100 meter kiri-kanan sepanjang aliran sungai utama, seperti Way Tulangbawang, Way Sekampung, dan Way Seputih, sepanjang 20 tahun ini juga tak terlihat hasilnya!"
"Belum lagi proyek penghijauan dengan terasering lahan di lokasi-lokasi mencegah luncuran air menuju sungai juga belum dilaksanakan!" timpal Amir.
"Sebaliknya, di lokasi-lokasi seperti itu luncuran air jadi lebih besar dan lebih deras ke sungai!
Wajar ancaman banjir di hilir dari waktu ke waktu justru bertambah serius!" "Rancangan induk itu yang harus dilihat kembali, ditinjau dan diperbaiki dalam hal-hal yang perlu disesuaikan dengan kondisi realistis sekarang, setelah 20 tahun kemudian!" tegas Umar.
"Tentu saja Pemprov yang mengoordinasi program komprehensif mengatasi banjir Provinsi Lampung itu. Meski kondisi lapangan kini sudah lebih kritis dari 20 tahun lalu, tak ada kata terlambat untuk me-review proyek tersebut daripada membiarkan dan seolah cuma bisa pasrah Lampung makin dalam tenggelam oleh banjir!"
"Masalahnya, adakah di Lampung orang yang kepemimpinannya mumpuni alias kompeten untuk mengoordinasikan kerja komprehensif mengatasi banjir itu?" kata Amir.
"Untuk mengatasi sesuatu secara terlembaga, perlu pemimpin kompeten, yang mampu mengoordinasi program sesuai skala kekuasaannya! Ini yang masih harus dicari—mungkin lewat pilgub!" ***
0 komentar:
Posting Komentar