"BPS--Badan Pusat Statistik--Kamis (2-1) merelis jumlah warga miskin di Indonesia pada September 2013 naik 480 ribu jiwa menjadi 28,55 juta jiwa, naik dari 28,07 juta jiwa pada Maret 2013!" ujar Umar. "Peningkatan jumlah itu terjadi dengan peningkatan garis kemiskinan dari konsumsi Rp271.626/jiwa/bulan pada Maret 2013, menjadi konsumsi Rp292.951/jiwa/bulan, naik 7,85%!"
"Garis kemiskinan pada Rp292.951/jiwa/bulan itu, atau Rp9.765/hari dengan kurs dolar Rp12.100 sstara 80,7 sen dolar AS per hari, jauh di bawah garis kemiskinan Bank Dunia 2 dolar AS/jiwa/hari atau Rp24.200/jiwa/hari yang dipakai Gallup--lembaga peneliti AS--menjadikan sepertiga penduduk dunia hidup di bawah garis kemiskinan!" timpal Amir.
"Bahkan juga jauh di bawah garis kemiskinan ekstreem 1,25 dolar AS/jiwa/hari, standar baru Bank Dunia untuk target mengurangi orang miskin tinggal 3% pada 2030!"
"Standar garis kemiskinan amat rendah (di bawah 1 dolar AS) itu agar jumlah orang miskin kecil, menjaga wajah pemimpin bangsa tak malu di mata dunia! Tapi itu menjadikan lebih lemah tekanan terhadap pemimpin untuk mengatasi kemiskinan!" tegas Umar.
"Akibatnya, emiskinan tak konsisten turun, malah naik! Sebaliknya jika angka kemiskinan dibuat standar universal, seperti China memakai angka kemiskinan Bank Dunia 2 dolar AS/jiwa/hari dan mempercayakan pada Gallup untuk mensurveinya, maka tekanan berat untuk serius mengurangi kemiskinan mengganjal benak para pemimpin!"
"Hasilnya seperti dilaporkan Gallup yang dikutip CNN (Liputan6.com,25-12-2013), kemiskinan di China dari 25% pada 2007 turun jadi 7% pada 2012!" timpal Amir. "Itu buah dari pertumbuhan ekonomi China yang satu dekade 2001-2011 konsisten di atas 10%/tahun, dan 2013 diperkirakan 7,25% terbukti jadi 7,8%!"
"Untuk itu tak boleh dilupakan pendahulu Presiden Xi Jinping, mulai generasi Jiang Zemin yang mereformasi China sejak awal 1990-an dengan memasukkan kapitalisme, dilanjutkan generasi Hu Jintao (15 Maret 2003-14 Maret 2013) yang pada masa berkuasa menyediakan 100 peti mati buat koruptor, satu khusus buat dirinya kalau korupsi!" tegas Umar. "Terbukti dengan berhasil bebas dari korupsi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa mengurangi kemiskinan amat signifikan! Sebaliknya pertumbuhan rendah korupsinya tinggi, jumlah orang miskin bertambah banyak! Dan kalau mau jujur, jumlah warga miskin ekstreem kita 86,4 juta jiwa--peserta Jamkesmas yang premi jaminan kesehatan dirinya ke BPJS ditanggung APBN!" ***
"Untuk itu tak boleh dilupakan pendahulu Presiden Xi Jinping, mulai generasi Jiang Zemin yang mereformasi China sejak awal 1990-an dengan memasukkan kapitalisme, dilanjutkan generasi Hu Jintao (15 Maret 2003-14 Maret 2013) yang pada masa berkuasa menyediakan 100 peti mati buat koruptor, satu khusus buat dirinya kalau korupsi!" tegas Umar. "Terbukti dengan berhasil bebas dari korupsi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa mengurangi kemiskinan amat signifikan! Sebaliknya pertumbuhan rendah korupsinya tinggi, jumlah orang miskin bertambah banyak! Dan kalau mau jujur, jumlah warga miskin ekstreem kita 86,4 juta jiwa--peserta Jamkesmas yang premi jaminan kesehatan dirinya ke BPJS ditanggung APBN!" ***
0 komentar:
Posting Komentar