PRESIDEN Joko Widodo mengatakan, menurut perhitungan Bank Dunia, Indonesia akan masuk 10 besar negara terkuat di dunia dalam ekonomi pada tahun 2030. "Hitung-hitungan dari Bank Dunia dan Bappenas, 2030 kita masuk 10 besar ekonomi terkuat," ujar Jokowi saat silaturahim dengan pelajar Taruna Nusantara di Istana Merdeka, Senin (9/4/2018). Bank Dunia dan Bappenas juga memperkirakan Indonesia akan masuk lima besar negara terkuat di dunia di sektor ekonomi pada tahun 2045. "Jadi saat saudara-saudara sampai berkarier nanti, Indonesia akan lima besar ekonomi terkuat di dunia. Bisa di empat kalau kerja keras terus kita menuju 2045," ujar Jokowi. (Kompas.com, 9/4) "Kita akan berkejar-kejaran dengan Amerika Serikat, China, dan lain-lain," lanjutnya. Meski demikian, ia mewanti-wanti bahwa untuk sampai ke sana, rakyat Indonesia, termasuk kaum mudanya, harus bekerja keras. "Menuju ke negara besar, tidak mungkin bermalas-malasan, enggak mungkin bermanja-manjaan, enggak mungkin. Atau instan, loncat langsung menjadi negara maju, enggak mungkin," tegas Jokowi. Indonesia akan maju jika pemerintah dan rakyatnya bersatu mengatasi persoalan yang ada. Oleh sebab itu, Jokowi berharap kaum muda Indonesia saat ini harus tahan banting, tahan uji, tidak cengeng, dan tidak manja, apalagi malas. Jokowi ingin kaum muda Indonesia menikmati hasil yang baik di kemudian hari berdasar pada kerja keras. Perkiraan Bank Dunia tahun 2030 Indonesia masuk ekonomi 10 terkuat dunia, atau 2045 masuk lima terkuat dunia, maupun perkiraan PricewaterhouseCoopers (PWC) pada 2050 ekonomi Indonesia empat besar dunia, jelas bukan kontra isu atas retorika politik Indonesia akan bubar 2030, atau utang Indonesia sudah lampu kuning padahal belum separuh dari limit utang pada UU. Sebab, perkiraan Bank Dunia maupun PWC itu sudah diproses sejak jauh hari sebelum retorika destruktif itu muncul. Pengasuh Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid dalam tulisannya berjudul Indonesia 2045 (Kompas, 6/4/2018) mengutip proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) di Wikipedia, pada 2030 PDB Indonesia pada posisi kesembilan dengan angka 2,45 triliun dolar AS, dan pada 2050 pada posisi keempat dengan angka 7,3 triliun dolar AS. Untuk itu, maksud agar kaum muda tahan banting dan tahan uji, antara lain rajin melakukan cek dan recheck agar mendapat data yang benar, tidak mudah diperbodoh retorika bombastis menyesatkan. Tahan uji dalam tabayun mencari kebenaran informasi.http://www.lampost.co/berita-2030-indonesia-masuk-10-terkuat
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar