KETUA Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin memuji kepribadian Presiden Jokowi sebagai seorang pemimpin yang rendah hati. Dia juga salut pada etos kerja Jokowi yang tanpa henti terus bekerja untuk terus membangun Indonesia. Menurut Ma'ruf, hal itu terlihat dari upaya keras Jokowi membangun infrastruktur hingga ke pelosok Indonesia. "Saya terus terang, saya tertarik dengan kepribadian Pak Jokowi sebagai presiden. Beliau itu orangnya tidak marasa pintar," kata Ma'ruf yang hadir besama Jokowi di Harlah ke-45 PPP di Semarang. (Kompas.com, 14/4) Kata Ma'ruf, Jokowi pernah menyampaikan bahwa dirinya bukan orang pintar dan juga bukan ketua umum partai seperti Ketua Umum PPP Romahurmuziy. Jokowi juga mengaku kepadanya bukan orang kaya. Karena itu, lanjut Ma'ruf, Jokowi mengaku menyerahkan semuanya kepada Allah swt. "Apa saya bilang? Kalau pun begitu Pak Jokowi yang dipilih Allah untuk jadi presiden. Pak Jokowi, saya bilang, 'Kalau Allah menetapkan orang untuk jadi apa-apa cuma kun faya kun (jadilah, maka jadilah). Dan Bapak sekarang mendapatkan kun faya kun itu, bukan orang lain'," ujar Ma'ruf. "Kenapa Allah memilih Bapak? Saya bilang, ada di diri Bapak itu ada sesuatu yang tidak ada pada orang lain. Karena itu, Allah menitipkan bangsa dan negara ini kepada Bapak untuk mengawal dan membangun kesejahteraan bangsa dan negara ini," tambah Ma'ruf. Pernyataan Ma'ruf Amin bahwa Jokowi menjadi presiden merupakan pilihan Allah itu, senada dengan ungkapan universal demokrasi atas hasil pemilihan umum langsung oleh rakyat seperti di Indonesia, vox populi vox Dei—suara rakyat suara Tuhan. Jadi pernyataan Ma'ruf itu sudah umum dan lazim. Namun, karena pernyataan itu mengacu pada pengakuan Jokowi bahwa dirinya tidak pintar dan tidak kaya sehingga pasrah menyerahkan semuanya kepada Allah, di situlah letak hikmah atau pelajarannya. Yakni, kepasrahan itu merupakan keniscayaan sikap Jokowi bahwa tiada daya upaya kecuali atas izin Allah. Sekaligus itu mengaktualkan kepribadiannya yang rendah hati, bahwa segala sesuatu hasil pembangunan yang dicapai bukanlah berkat kehebatan Jokowi dan pemerintahannya, melainkan semata anugerah Illahi Robbi. Pada ujungnya semua kembali ke Haribaan Allah, itulah letak pentingnya khazanah dari uraian Ma'ruf Amin. Segala daya dan upaya ditempuh untuk menggapai rida Allah. Bukan menepuk dada, ini hasil kerja pintar saya! ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar