PASUKAN Amerika Serikat (AS) bersama sekutunya Inggris dan Prancis melakukan serangan frontal ke sasaran strategis rezim Bashar Al-Assad di Suriah. Setelah Presiden Trump mengumumkan serangan ke Suriah Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), lebih dari 100 rudal penjelajah Tomahawk ditembakkan ke Suriah dari kapal perang AS di Mediterania. Betapa serius serangan AS ke Suriah dilukiskan Shaun King, kolumnis The Intercept, 112 Tomahawk yang ditembakkan dalam serangan pertama AS itu bernilai 224 juta dolar AS atau sekitar Rp3,08 triliun. Harga sebuah Tomahawk 1,87 juta dolar atau Rp25,7 miliar. Jadi, serangan pertama AS itu sama nilainya dengan biaya membangun 30 km jalan tol di Indonesia. Tol Semarang—Solo estimasinya Rp100 miliar per km. (Kompas.com, 14/4) Jenderal Joseph Dunford mengatakan serangan tersebut menghantam tiga target, yakni pusat riset dekat Damaskus, fasilitas gudang dan pos komando, serta fasilitas penampungan senjata kimia dekat Horms. Serangan AS dan sekutunya ini dilancarkan sebagai respons terhadap dugaan serangan senjata kimia yang dilakukan rezim Bashar Al-Assad di Kota Douma 7 April lalu. Trump sebut serangan kimia itu "kejahatan seorang monster". Akibat serangan klorin tersebut, pekan lalu petugas penyelamat di Ghouta menyebut lebih dari 40 warga sipil tewas dan 11 lainnya mengalami gangguan napas. Beralaskan itu, serangan jet tempur AU Inggris Sabtu itu menyasar pangkalan militer Suriah yang diduga menyimpan bahan-bahan pembuat senjata kimia. Aksi militer ini merupakan serangan militer terbuka pertama tentara Inggris terhadap rezim Bashar Al-Assad. Kemenhan Inggris mengatakan empat jet Tornado telah menembakkan misil Storm Shadow ke pangkalan militer 24 km sebelah barat Homs. "Fasilitas itu dulunya pangkalan misil di mana rezim Assad menyimpan bahan pembuat senjata kimia," demikian Kemenhan Inggris. AFP Sabtu (14/4) mengutip kantor berita Suriah SANA melaporkan akibat serangan AS dan sekutunya itu tiga warga sipil terluka dekat Homs, 162 km utara Damaskus. Beberapa rudal dilaporkan menghantam pusat penelitian di Barzeh, utara Damaskus. "Rudal tersebut menghancurkan laboratorium sains, serta pusat pelatihan," tulis SANA. Kemenhan Rusia bereaksi atas serangan AS itu seperti dikutip kantor berita RIA Novosti, "Sistem pertahanan udara Suriah berhasil merontokkan misil-misil sekutu dalam jumlah yang signifikan. Sistem pertahanan Suriah buatan Uni Soviet lebih dari 30 tahun lalu." ***http://www.lampost.co/berita-sekutu-as-serang-frontal-suriah
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar