Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ummart, Ritel Berbasis Pesantren!

PEMERINTAH bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) merancang Ummart (Umat Mart), toko ritel di lingkungan pondok pesantren. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam konferensi pers Senin (9/4/2018) mengatakan 10 Ummart pilot project-nya di Jawa Timur akan diresmikan Presiden Jokowi awal Mei. "Kerja sama untuk melakukan kegiatan ekonomi di pesantren dalam bentuk perdagangan ritel dengan sistem yang modern," ujar Enggar. (Kompas.com, 9/4) Ide ini didasarkan pada potensi memajukan ekonomi di sektor ritel melalui keberadaan pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui program tersebut, para santri akan dibekali dengan kemampuan berbisnis dan mengelola toko ritel. Kemendag bersama Aprindo dan HIPMI juga akan memfasilitasi bantuan perbankan syariah untuk modal usaha para santri dalam membuka Ummart di pondok pesantren mereka. Nantinya, melalui program ini Ummart memiliki standar yang sama dengan toko ritel lainnya di wilayah, bahkan diklaim memiliki keunggulan tersendiri. "Dengan pola ini timbul yang disebut sebagai persaingan sehat. Bahkan, lebih sehat lagi karena ada batasan jam operasional, sedangkan yang di pesantren 24 jam," ujar Enggar. Mengenai prioritas kepada bank syariah yang mendukung permodalan Ummart, Enggar menegaskan, "Karena ini akan masuk pesantren, sehingga lebih mudah dalam pembahasannya." Juga, tentunya untuk kesesuaian sistem ekonomi syariahnya. Menurut Enggar, sistem untuk Ummart nanti banyak menguntungkan para santri di pesantren. Menguntungkan karena mereka bisa membuka toko ritel dengan standar pada umumnya tanpa harus membayar franchise fee. Lebih lagi, karena program ini selain bertujuan memajukan ekonomi daerah, juga memberdayakan para santri agar memiliki keahlian berusaha serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Untuk pelaksanaan teknisnya, pesantren yang sudah punya toko bisa memakai gerai yang sudah ada, tinggal disuplai barang-barangnya dari ritel di bawah Aprindo. Sedangkan bagi pondok yang belum punya toko atau gerai, jelas Enggar, akan dibantu membangunnya di lingkungan tersebut. Satu hal yang pasti, kepemilikan tanah dan tokonya tetap dari pesantren, bank hanya sebatas membantu modal usaha. Berdirinya Ummart berdampingan dengan Bank Wakaf Mikro di setiap pesantren, jelas akan menjadi tulang punggung kekuatan ekonomi umat untuk mumpuni menghadapi tekanan sistem modern. ***

0 komentar: