DALAM pidato kenegaraan di sidang gabungan MPR, DPR, dan DPD Kamis (16/8/2018), Presiden Joko Widodo melaporkan banyak kemajuan yang dicapai bangsa Indonesia dalam empat tahun kepresidenannya. Kemajuan itu dalam pembangunan manusia, sosial-ekonomi, dan infrastruktur. Peningkatan kualitas hidup manusia dilihat dari indeks pembangunan manusia (IPM). "Kita bersyukur apa yang kita kerjakan membuahkan hasil, kualitas kehidupan manusia dalam empat tahun terakhir terus membaik," ujar Jokowi. "Indeks pembangunan manusia meningkat dari 68,90 di tahun 2014 menjadi 70,81 di tahun 2017. Dengan hasil itu, negara kita sudah masuk ke dalam kategori high human development," tegas Jokowi. Hasil itu membuktikan pemerintah tidak hanya membangun infrastruktur selama ini. Namun, juga mempersiapkan manusia Indonesia yang maju dan unggul. Pemerintah sangat menyadari Indonesia tidak hanya memiliki kekuatan besar dalam bentuk sumber daya alam. Namun, juga kekuatan besar sumber daya manusia melalui 260 juta penduduknya. Untuk itu, hingga 2017 telah dibagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada lebih dari 20 juta anak didik dan perluasan penyaluran beasiswa untuk mahasiswa. Juga, penerima bantuan iuran JKN ditingkatkan dari 86,4 juta pada 2014 menjadi 92,4 juta pada 2018. Total jumlah peserta JKN-KIS-BPJS Kesehatan hingga Juli 2018 mencapai 199 juta jiwa, atau 80% dari keseluruhan penduduk. Selanjutnya kemajuan menurunkan angka kemiskinan yang pada Maret 2018 sebanyak 25,95 juta orang atau 9,82%, terendah sejak 1999 dan sepanjang sejarah pertama kali mencapai angka kemiskinan satu digit (di bawah 10%). Sepanjang kepemimpinan Jokowi, angka kemiskinan turun dari 28,59 juta pada Maret 2018 atau 11,22%, berkurang sebanyak 2,64 juta orang. Sejalan dengan itu kesenjangan ekonomi atau Rasio Gini juga menurun signifikan, dari 0413 pada 2014 menjadi 0389 pada 2018. Artinya ketimpangan sosial antara kelompok kaya dan kelompok miskin makin berkurang. Kemajuan yang disampaikan Jokowi dalam mengurangi jumlah pengangguran yang menurun dari 5,70% (lebih 7,5 juta) menjadi 5,13% atau 6,87 juta orang. Berbagai data yang diangkat Jokowi itu bersumber dari BPS. Pembangunan infrastruktur, seperti LRT dan MRT di perkotaan, juga membangun budaya baru, peradaban baru, dalam transportasi massal. "Pembangunan infrastruktur fisik juga sekaligus bagian dari strategi kebudayaan dalam menghadapi tantangan-tantangan kekinian dan masa depan," tegasnya.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar